(Banten Kita) – Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengajak perguruan tinggi dan mahasiswa dari disiplin ilmu perekonomian untuk melakukan pengembangan potensi ekonomi digital bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) atau UKM go digital.
“Di antaranya yang ingin sekali pemprov mengajak pihak perguruan tinggi termasuk para mahasiswanya adalah UKM go digital,” kata Andika Hazrumy di Serang, Kamis.
Menurut Andika, pasar ekonomi digital sangat potensial jika merujuk kepada data survei Asosiasi Penyelenggaran Jasa Internet Indonesia yang menunjukkan bahwa penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai 64,8 persen atau sebanyak 171,17 juta jiwa dari total populasi penduduk 264,16 juta jiwa. Sedangkan di Provinsi Banten, lanjutnya, menurut survei APJII penetrasi pengguna internet mencapai 65 persen dari total populasi penduduk setempat.
“Data tersebut menunjukkan peluang yang cukup potensial bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran barang dan jasa di platform digital,” katanya.
Mengingat itu, kata dia, program UKM go digital sangat diperlukan, dimana jika semakin banyak pemanfaatan teknologi seperti media sosial, teknologi komunikasi pita lebar (broadband) dan perdagangan elektronik (e-commerce) dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi UKM. Karena itu, lanjutnya, program kemitraan antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha, media massa dan masyarakat atau dikenal dengan pentahelix diperlukan dalam rangka mengoptimalkan program UKM go digital.
Menurut Andika, banyak sentra-sentra produksi di Provinsi Banten yang masih dikelola secara tradisional. Seperti sentra pembuatan tas di Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, sentra pembuatan emping melinjo di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang. Sentra perajin gula aren di sejumlah desa di Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak, dan masih banyak lagi sentra-sentra produksi memiliki prospek menjadi UKM go digital.
Andika memandang perlu pemerataan penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi perlu ditingkatkan untuk dapat mengatasi kesenjangan digital (digital divide) pada beberapa wilayah tertentu. Selain itu, kata dia, program pendidikan ‘entrepreneurship’ bagi mahasiswa juga perlu terus dioptimalkan di kampus.
Dikatakan Andika, mindset yang diharapkan terbentuk secara berkesinambungan di kalangan mahasiswa adalah lulusan perguruan tinggi lebih memilih sebagai pencipta lapangan pekerjaan (job creator) pencari kerja (job seeker).
Lebih jauh Andika mengungkapkan, pengembangan ekonomi kreatif juga menjadi salah satu program prioritas dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Mengutip data Badan Ekonomi Kreatif RI pada tahun 2017, andika mengatakan, bahwa Banten pengekspor ekonomi kreatif ketiga terbesar nasional setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Khususnya pada sub sektor fashion, kuliner dan kerajinan tangan atau kriya. Untuk itu, kata dia, diperlukan terobosanterobosan baru dalam penguatan dan pengembangan sektor ekonomi kreatif di Provinsi Banten.
“Selain itu pemetaan potensi ekonomi kreatif pada setiap kabupaten/ kota dapat dipetakan guna mempermudah pendampingan dan penguatan pada aspek pemasaran produk dan akses pemodalan,” kata Andika saat membuka acara Konferensi Nasional Akuntansi, Bisnis dan Ekonomi 2 yang diselenggarakan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untirta. (Mul/Ant)