Lebak, (Banten Kita) – Dinas Kesehatan diminta membuka posko pengobatan di lokasi pengungsian di Kampung Seupang, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak guna pendekatan pelayanan kesehatan dibandingkan dilayani di Puskesmas.
“Kami berharap petugas kesehatan dapat membuka posko pengobatan,” kata Alamat (60) tokoh masyarakat Kampung Seupang Kabupaten Lebak, Kamis.
Masyarakat Kampung Seupang yang mengungsi di tenda-tenda tersebut tidak layak huni, karena terbuat dari terpal dan plastik sehingga jika hujan bocor dN
kedinginan.
Namun, jika tidak hujan dan terik matahari berada di tenda pengungsian dipastikan kepanasan.
Selain itu juga masyarakat yang tinggal di tenda pengungsian sebanyak 50 tenda dengan jiwa sebanyak 290 orang dari 70 kepala keluarga.
“Mereka tinggal di tenda pengungsian itu jika waktu jangka panjang hingga empat sampai enam bulan berpotensi terserang berbagai penyakit,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap Dinas Kesehatan setempat agar kembali membuka posko pelayanan pengobatan agar warga yang tinggal di tenda pengungsian dapat terlayani tenaga medis.
“Kami merasa bingung jika berobat harus pergi ke Puskesmas dengan jarak cukup jauh dari lokasi tenda pengungsian,” katanya menjelaskan.
Nunung (30) seorang pengungsi mengaku bahwa dirinya mengeluhkan jika berobat pergi ke Puskesmas Pajagan karena lokasinya cukup jauh dan tidak ada kendaraan.
Selain itu juga tinggal di tenda pengungsian mengalami kesulitan air bersih juga tidak memiliki sanitasi yang baik dan sehat.
Apabila, warga pengungsi hendak buang air besar (BAB) harus pergi ke sungai, sehingga rawan terhadap serangan penyakit disentri dan diare.
“Kami minta petugas kesehatan itu kembali membuka posko pelayanan pengobatan,seperti pada status masa tanggap darurat,” katanya menjelaskan.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Triyatno Supiyono mengintruksikan kepada petugas Puskesmas Pajagan agar membuka posko pelayanan pengobatan di lokasi tenda pengungsian Kampung Seupang Kecamatan Sajira.
Saat ini, warga Kampung Seupang tinggal di posko pengungsian karena tempat kediaman mereka hilang dan rusak berat akibat diterjang banjir bandang awal tahun 2020. (Man/Ant)