Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro berbicara kepada wartawan di sela Rapat Kerja BPPT 2020 “Penguatan Daya Saing Melalui Inovasi,  Transformasi Digital dan Kualitas SDM” di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (24/02/2020).

Jakarta, (Banten Kita) – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menugaskan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mengkoordinasikan pembuatan strategi kecerdasan buatan nasional Indonesia.

“Saya sudah meminta kepada BPPT untuk me-‘lead’ (mengkoordinasikan pembuatan) strategi artificial intelligence nasional karena kita belum punya national artificial intelligence strategy dan kita akan segera selesaikan dalam tahun ini mudah-mudahan tidak lebih dari pertengahan tahun saya sudah minta BPPT untuk me-‘lead’ beserta beberapa universitas,” kata Menristek dalam Rapat Kerja BPPT 2020 “Penguatan Daya Saing Melalui Inovasi, Transformasi Digital dan Kualitas SDM” di Gedung BPPT, Jakarta, Senin.

Menristek Bambang menuturkan kecerdasan buatan (artificial intelligence) menjadi penting karena itu sangat dibutuhkan terutama untuk pelayanan publik.

“Kita harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa yang namanya teknologi itu seperti artificial intelligence ini harus punya manfaat langsung kepada pelayanan masyarakat apakah di bidang kesehatan, pendidikan dan lainnya,” tuturnya.
 

Bambang menuturkan untuk mendukung pengembangan kecerdasan buatan, maka diperlukan big data yang harus dikembangkan melalui data science dan data analysis, dan tentunya kecerdasan buatan dan internet of things harus dimanfaatkan untuk pengembangan dunia industri.

Dia menuturkan daya saing industri Indonesia ke depan tidak bisa hanya sekadar menjadi perakit atauassembler, tapi sudah saatnya menjadi desainer atau creator.

“Untuk bisa menjadi desainer dan creator maka kita harus menguasai yang namanya revolusi industri keempat benar-benar untuk sektor manufaktur,” ujarnya.

Kepala BPPT Hammam Riza menuturkan tim nasional untuk membuat strategi kecerdasan buatan nasional itu yang terdiri atas triple helix yaitu akademik, bisnis dan pemerintah serta komunitas.

“Kita akan menentukan paling tidak lim fokus area yang kita sebut sebagai prioritas. Salah satunya yang paling menarik adalah di bidang health care (kecerdasan),” ujarnya.

Hammam mengatakan lima fokus area yang potensial untuk menjadi sektor prioritas dengan strategi keverdasan buatan yakni kesehatan, kebencanaan, electronic government, pangan, dan industri pertahanan.

BPPT dan semua pihak yang terlibat dalam tim nasional akan membahas lebih lanjut tentang strategi kecerdasan buatan nasional termasuk tentang lima bidan fokus yang akan disetujui oleh tim nasional. Pertemuan pembahasan akan dilakukan dalam waktu dekat di Maret 2020. (Ant)