
Serang, (Banten Kita) – Bank Indonesia (BI) Banten memprediksi arus keluar uang tunai periode Ramadhan dan Lebaran 2020diperkirakan Rp2,3 triliun, atau turun 25 persen dibandingkan tahun 2019.
Meskipun BI Banten telah menyiapkan kebutuhan uang tunai sebesar Rp3,025 triliun, namun arus keluar uang tunai diperkirakan hanya Rp2,3 triliun.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Erwin Soeriadimadja dalam siaran persnya, Senin (4/5/2020) mengatakan penurunan itu seiring dengan adanya dampak ekonomi terkait pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kebijakan dan stimulus Pemerintah kepada masyarakat selama periode penanganan dampak pandemi COVID-19, meningkatnya penggunaan nontunai ditengah pandemi
COVID-19, tinggi arus keluar uang tunai pada periode bulan sebelumnya serta hari libur yang lebih
sedikit dibanding tahun lalu.
Berbeda dari tahun sebelumnya, memerhatikan aspek kemanusiaan dan kesehatan masyarakat dalam memitigasi penyebaran COVID-19, layanan penukaran uang kepada masyarakat yang biasanya disediakan melalui penyediaan penukaran di lokasi umum seperti di Alun-Alun Kota Serang dan pasar tradisional, maka pada tahun ini hanya disediakan melalui loket di bank.
Terkait hal tersebut, BI telah berkoordinasi dan meminta perbankan, agar dalam memberikan layanan dimaksud menegakkan protokol pencegahan COVID-19 pada masa PSBB secara ketat yang telah ditetapkan
Pemerintah. Protokol dimaksud antara lain penggunaan masker, pemindaian suhu tubuh, dan
penerapan physical distancing. Penukaran dapat dilakukan pada saat masyarakat menarik atau setor
uang ke perbankan.
Saat ini untuk pelayanan penukaran uang, Bank Indonesia Provinsi Banten telah bekerjasama dengan 11 Kantor Cabang (KC) Bank di Provinsi Banten antara lain Bank Banten, Bank BJB, BRI, BNI, BTN, Mandiri, BCA, BRI Syariah, UOB, Bank Syariah Mandiri, Permata.
Secara Nasional, BI berkomitmen menyiapkan kebutuhan uang tunai (outflow) yang diprakirakan
sebesar Rp157,96 triliun pada periode Ramadhan/Idulfitri tahun ini, turun sebesar 17,7% (yoy) dibandingkan periode tahun lalu.
Kebutuhan tersebut telah memerhatikan antisipasi kebutuhan selama bulan Ramadhan, libur Idulfitri, serta kebijakan dan stimulus Pemerintah kepada masyarakat selama periode penanganan dampak pandemi COVID-19, termasuk pelaksanaan PSBB.
Kebutuhan uang tunai (outflow) tertinggi pada periode Ramadhan/Idulfitri tahun ini terjadi di daerah Jabodetabek yang diprakirakan sebesar Rp38,0 triliun.
Untuk kelancaran penyiapan uang tunai dan kelancaran layanan penukaran tersebut, BI menyusun
strategi secara internal antara lain Penyediaan uang yang layak edar dan higienis untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 dengan melakukan karantina uang Rupiah selama 14 hari sebelum diedarkan, menyemprot disinfektan pada area perkasan, sarana dan prasarana, serta memerhatikan higienitas SDM dan perangkat pengolahan uang,
Kemudian Pendistribusian uang secara tepat di tengah keterbatasan moda transportasi agar seluruh kantor perwakilan Bank Indonesia memiliki kecukupan persediaan uang secara nominal dan per pecahan.
Dari sisi eksternal, kata Erwin, BI melakukan langkah-langkah yaitu berkoordinasi dengan perbankan dan PJPUR untuk menjaga ketersediaan uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dengan kualitas baik melalui perencanaan pengisian uang yang akurat, menyediakan layanan penukaran uang kepada masyarakat di loket perbankan sehingga masyarakat mudah untuk memperoleh uang, dan memastikan seluruh kegiatan pengolahan uang yang memerhatikan aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). (Rid/Ril)