Serang, (Banten Kita) – Direktur Bank Banten Kemal Idris mengatakan penggabungan Nilai Saham Perseroan (Reverse Stock) dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja dan memperkuat struktur keuangan Bank Banten.

Bank Banten berencana melakukan reverse stock sebagai rangkaian dari aksi korporasi Bank Banten sebelum melaksanakan Penawaran Umum terbatas (PUT) VI, kata Kemal kepada wartawan pada Public Expose Tahunan Bank Banten di Serang, Selasa (29/9).

Bank Banten akan menerbitkan saham baru dengan seri dan nominal yang berbeda yaitu saham Seri C melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).

Kemal mengatakan nantinya nominal saham Perseroan dengan rasio setiap 10 saham lama menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru. Penggabungan nilai saham ini diperlukan untuk mendukung kegiatan PUT VI dengan hasil valuasi saham tersebut.

Berkaitan dengan dilakukannya reverse stock, Kemal mengatakan right issue tidak akan terealisasi tanpa adanya Reverse Stock dikarenakan Peraturan Bursa Nomor I-A dan II-A terkait Batas Minimum Harga Transaksi Perdagangan Saham di Bursa.

Dampak Reverse Stock terhadap harga saham adalah harga saham meningkat dari Rp50,- menjadi Rp500,- dimana kepemilikan saham yang dimiliki juga berubah proposional yang dimiliki. Dampak pasca dari Reverse Stock nantinya akan bervariasi dimana secara empiris akan mengalami penurunan wajar mengikuti mekanisme pasar, dimana nilai valuasi ini sangat bergantung pada faktor-faktor internal dan eksternal.

Public Expose Tahunan dan Insidentil tahun 2020 guna memaparkan kinerja perusahaan selama triwulan II tahun 2020 serta beberapa rencana rangkaian Aksi Korporasi Perseroan, hadir Perwakilan PT BGD selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP), Jajaran Direksi Bank Banten, Dewan Komisaris Bank Banten, sejumlah pemegang saham lainnya serta para Analis dan sekuritas.

Bank Banten senantiasa berupaya meningkatkan kinerja pada 2020 di tengah keterbatasan yang ada. Hal tersebut ditunjukkan dalam portofolio kredit Perseroan, sebagai sumber pertumbuhan bisnis Perseroan, protofolio kredit pada segmen Kredit Komersial Juni 2020 sebesar Rp572 miliar, dan Kredit UMKM Juni 2020 sebesar Rp51,4 miliar.

“Dalam kondisi yang tidak menentu, Bank Banten juga terus berupaya untuk melakukan perbaikan dan penguatan struktur keuangan Perseroan. Hal tersebut terwujud dalam rangkaian Aksi Korporasi Bank Banten yang tengah kami lakukan untuk memperkuat modal inti,” katanya.

“Terkait dengan dampak Reverse Stock terhadap harga saham adalah harga saham meningkat dari Rp50,- menjadi Rp500,- dimana jumlah saham yang dimiliki juga berubah secara proporsional dari 1.000 lembar menjadi 100 lembar tetapi tidak mengubah nilai absolut-nya,” lanjut Kemal.

Nilai valuasi tersebut sangat bergantung pada keberhasilan eksekusi dari Aksi Korporasi pasca Reverse Stock yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja Perseroan. Diharapkan seluruh rangkaian Aksi Korporasi Perseroan akan dapat memenuhi persyaratan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait harga minimum pelaksanaan transaksi saham.

Melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Banten yang akan dilaksanakan pada 2 Oktober 2020, Bank Banten akan menerbitkan saham baru dengan seri dan
nominal yang berbeda yaitu saham Seri C dengan nominal Rp50,-. Jumlah saham baru yang rencananya akan diterbitkan melalui PMHMETD adalah sebanyak-banyaknya 60.820.296.033 saham
Seri C dengan nilai nominal Rp50,- per lembar saham. Jumlah tersebut setara 90,46% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.

Pelaksanaan PUT VI akan mempengaruhi struktur permodalan dan pemegang saham apabila hanya Pemegang Saham Pengendali yang mengeksekusi HMETD. Efek dilusi dapat terjadi sebesar 90%
dimana kepemilikan dari PT Banten Global Development berubah dari 51% menjadi 91,61%.

Sementara saham masyarakat (<5%) hanya 8,39%. Secara struktur permodalan dan estimasi nilai kapitalisasi pasar juga mengalami perubahan. Nilai estimasi penambahan modal dari PUT VI senilai Rp1,55 triliun hingga Rp3,04 triliun.

Sementara itu, Plt Komisaris utama Bank Banten Media Warman mengatakan right issue yang akan digelar pada Desember 2020 diharapkan terserap jika tidak 100 persen, maksimal 80 sampai 90 persen, sehingga bisa terbantu terhadap likuiditas Bank Banten.

“Bank Banten kan yang dipersoalkan saat ini masalah likuiditas. Kalau Pemprov Banten telah memasukkan modalnya kita sudah aman,” kata Media Warman.