
Serang, (BantenKita) – Provinsi Banten pada bulan November 2020 mengalami inflasi 0,14 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,23 menjadi 105,38.
Salah satu pemicu inflas adalah cukup tingginya kenaikan harga kelompok pakaian dan alas kaki yang mencapai 0,72 persen, diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,69 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Adhi Wiriana di Serang, Rabu (2/12/20202).
Dalam berita resmi statistik BPS Banten menjelaskan angka inflasi diperoleh dari hasil survei di Kota Tangerang, Kota Serang dan Kota Cilegon. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Cilegon sebesar 0,23 persen dengan IHK sebesar 106,67. Diikuti oleh kota Serang sebesar 0,15 persen dengan IHK sebesar 107,14 dan kota Tangerang sebesar 0,13 persen dengan IHK sebesar 104,86.
Pada kelompok pakaian dan alas kaki, kasus di Kota Tangerang untuk sub kelompok pakaian alami inflasi cukup tinggi sampai 1,38 persen, dipicu oleh naiknya baju muslim pria 0,04 persen, meski baju muslim wanita dan baju muslim anak andilnya hanya kurang dari 0,01 persen. Sementara kelompok alas kaki, sandal kulit pria terjadi deflasi kurang dari 0,02 persen.
Kota Serang pada kelompok ini juga mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan nilai indeks harga konsumen di bulan November 2020 ini sebesar 115,45 persen. Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada sub kelompok Alas Kaki sebesar 0,15 persen dan sub kelompok Pakaian sebesar 0,10 persen. Andil inflasi disumbangkan oleh komoditas baju muslim wanita, sepatu wanita, kaos kutang/singlet pria, sandal karet wanita, dan baju tidur wanita masing-masing memberikan andil inflasi kurang dari 0,01 persen. Sementara celana dalam wanita, sepatu anak, sepatu olah raga pria, kerudung/jilbab, dan rok luar model biasa masing-masing memberikan andil deflasi sebesar kurang dari 0,01 persen.
Berbeda dengan 2 kota lainnya, Kota Cilegon pada kelompok ini mengalami deflasi sebesar 0,13 persen dengan nilai indeks harga konsumen di bulan November 2020 ini sebesar 109,23 persen. Penurunan indeks terjadi pada sub kelompok Pakaian yaitu sebesar 0,16 persen dan sub kelompok Alas Kaki mengalami deflasi sebesar 0,01 persen. Andil deflasi disumbangkan oleh komoditas kerudung/jilbab sebesar 0,01 persen, sandal anak, mukena, baju kaos berkerah wanita, kemeja panjang katun pria, masing-masing memberikan andil sebesar kurang dari 0,01 persen. Sementara itu komoditas pakaian bayi, baju muslim anak, celana panjang jeans anak, baju kaos berkerah anak, dan celana dalam anak masing-masing menyumbangkan andil inflasi sebesar kurang dari 0,01 persen.
Secara umum inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,72; kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,69 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,34 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,09 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen.
Sementara kelompok yang lainnya mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,26 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,28 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,08 persen; kelompok transportasi sebesar 0,03 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dan kelompok pendidikan mengalami perubahan indeks namun tidak signifikan sebesar kurang dari 0,01 persen.
Pemantauan BPS terhadap 416 jenis barang dan jasa serta hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2018 di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui pada bulan November 2020 ini sebanyak 203 komoditas mengalami perubahan harga.
Sebanyak 124 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya sebanyak 79 komoditas mengalami penurunan harga. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain: cabai merah, tomat, telur ayam ras, baju muslim pria, cabai rawit, kol putih/kubis, daging ayam ras, tempat tidur, bubur, dan kasur.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: buah naga, kacang panjang, semangka, sepeda, ketimun, emping mentah, kulit melinjo, jengkol, melon, dan buncis. (Rid)