Pandeglang, (BantenKita) – Pada tahun 2018 Kabupaten Pandeglang ditetapkan menjadi lokus intervensi stunting. Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang fokus dalam melakukan aksi cegah stunting dan hasilnya pada tahun 2019-2020 angka persentase stunting tren nya menurun kurang lebih 2,6%.
“Program di tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus terintegrasi dalam pencegahan stunting, kami yakin tiap tahun akan terus menurun,” kata Sekretaris Derah Kabupaten Pandeglang Pery Hasanudin pada saat memimpin rapat review kinerja pelaksanaan kksi integrasi stunting Kabupaten Pandeglang, Senin (11/1/2021) di Hotel Rizki Pandeglang.

Pery meyakini jika program integrasi aksi cegah stunting di tiap OPD terus dilaksanakan, tentu kasus stunting di Pandeglang akan semakin menurun. “Misalnya Distan berperan asupan gizi dari pangan lokal, DPKPP menyelesaikan masalah rumah kumuh, Dinkes masalah kesehatan, semua berbagi tugas dalam aksi cegah stunting,” jelas Sekda panjang lebar.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Pandeglang Raden Dewi Setiani mengatakan, pada bulan agustus 2019 jumlah balita Stunting di 10 Desa lokus sebanyak 213 balita atau 15,2 %. Kata Dewi, dari hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) 2020 bulan Agustus mengalami penurunan menjadi 12,6%. “Banyak program yang dilakukan dalam aksi cegah stunting diantaranya pendampingan pada keluarga gizi buruk dan stunting, dan Selasa Berseri Tanpa Anemia (Sarita) untuk para remaja putri,” katanya.