
Pandeglang, (BantenKita) – Menyusul Peraturan Menteri Pertanian no 38 th 2017 jungto Permentan no 24 th 2018 tentang Surat Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), yang mewajiban importir untuk menanam bawang putih.
Salah satu importir PT Alfin lakukan kerjasama untuk menanam bawang putih di Pandeglang, dilahan seluas 4 hektare di Kampung Kaduengang, Desa Kaduengang, Kecamatan Cadasari.
Melihat potensi yang besar, Bupati Pandeglang Irna Narulita meyakini di Pandeglang bisa menanam bawang putih lebih dari 4 hektare bahkan hingga 22 hektare. “Kami siap menjadi sentra bawang putih dan menjadi kontributor bagi nasional,” kata Bupati Irna Narulita usai acara penanaman bawang putih, Selasa (23/2/2021).
“hari ini kita diberi kesempatan untuk pengembangan bawang putih, jangan sia-siakan kesempatan yang baik ini,” imbuhnya.
Di empat hektare yang saat ini ditanam bawang putih, Bupati Irna meminta perawatannya maksimal agar hasil yang dicapai melebihi target. “Saya yakin hasilnya lebih dari 6 ton, jika dirawat dengan baik. Dampingi petani kami oleh tenaga ahli yang dibawa oleh importir dan para penyuluh,” ujarnya.
“Mari satukan tekad tujuan, Pandeglang harus jadi penghasil bawang putih. Saya tidak bosan memotivasi, kalau demplot ini hasilnya bagus, tentu investor akan datang ke Pandeglang,” sambungnya.
Masih kata Irna, bawang putih ini merupakan komoditas yang sangat strategis, dan selama ini ketergantungan dari luar negeri. “Kalau kita bisa kenapa tidak dicoba, jika ada peluang pasar jangan kasih kesempatan orang lain manfaatkan daerah kita,” pungkasnya.
Direktur PT Alfin Umar Jahidin mengatakan, dari 180 Kabupaten Kota di Indonesia, salah satunya Pandeglang yang akan ditanami bawang putih. “Pemerintah mewajibkan kami importir untuk menanam bawang putih 5% dari jumlah impor PT Alvin 7.500 ton,” katanya.
Dikatakan Umar, 5% dari 7.500 ton, dirinya akan menanam bawang putih dilahan seluas 62 hektare. Kata dia, 40 hektarnya sudah dilakukan di Jawa. “Disini kita akan tanam 4 hektare dulu yang dibuat demplot, jika hasilnya bagus tentu kita akan naikkan menjadi 10 hektare,” ujarnya.
Menurut umar, cara penanaman bawang putih tidak jauh berbeda dengan bawang merah, hanya saja, kata Umar, bawang putih agak sedikit lama. “Saya punya pengalaman di bawang merah, nanti akan dipanen empat bulan kedepan, dan diperkirakan satu hektare mencapai 6 ton bahkan jika perawatannya bagus bisa lebih,” sambung umar.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Budi S Januardi mengatakan, sesuai Memorandum Off Understanding (MOU), hasil panen sesuai kesepakatan akan dibagi 80% untuk petani dan 20% untul PT. ” Penjualan milik petani diserahkan ke petani atau bisa jual sendiri. Tetapi jika mendapat kesulitan dalam pemasaran, pihak PT akan menampung hasil panen keseluruhan,”ungkap Budi. (Rid/Ril)