
Tangerang, (BantenKita) – Feric Julianto atlet Kempo asal Kota Tangerang mewakili Provinsi Banten di ajang PON XX Papua. Dalam event PON yang baru pertama kali diikutinya itu Feric berhasil meraih medali perak.
Pencapaian prestasi Feric hingga meraih prestasi tersebut tak mudah pasalnya sejak tiba di Papua mahasiswa Untirta Serang ini mengalami sakit asma. Sakit yang dideritanya bahkan datang di waktu menjelang pertandingan.
Warga Kecamatan Tangerang ini mengatakan, pencapaian meraih medali emas sebenarnya sudah didepan mata namun saat match terakhir ia merasakan sakit asma kambuh sehingga kehilangan fokus dalam menyelesaikan pertandingan.
“ Alhamdulilah meskipun merasakan sakit tetap mempersembahkan yang terbaik dengan meraih medali perak,” ujar dia.
Sebagai satu-satunya atlet yang dikirim mewakili Provinsi Banten Feric mengaku bangga dan bahagia dapat menyumbangkan medali perak. Apalagi PON Papua merupakan event PON pertama yang diikutinya.
“Perolehan medali perak sudah memenuhi target yang ditetapkan oleh Perkemi Banten ,”tukasnya.
Feric Julianto dikenalkan olahraga Kempo oleh sang ayah saat duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar (SD). Kala itu baginya kempo sama saja dengan olahraga beladiri lainnya, Hingga memasuki SMP dirinya mulai menyukai dan mengenali perbedaan olahraga yang berasal dari negeri sakura itu.
Di bangku SMP Feric semakin menekuni kempo dengan mulai mengikuti perlombaan, debutnya berhasil meraih peringkat 2 kejuaraan di Jakarta. Tak berhenti disitu kemudian berbagai event lomba terus diikuti tujuannya tak sekedar meraih prestasi namun juga pengembangan diri dan potensi di olahraga kempo.
“Motivasinya mencapai jenjang pertandingan yang lebih tinggi agar dapat mengharumkan Indonesia di kancah olahraga internasional, “ katanya.
Feric berharap olahraga Kempo dapat dikenalkan ke masyarakat luas khususnya remaja. Sebab menurutnya banyak yang tidak mengetahui dan membedakan kempo dengan bela diri lainnya seperti taekwondo dan karate.
“Perbedaan mendasar dengan bela diri lainnya, kalau di kempo ada seni bantingan dan seni mengunci lawan,” ujar Feric.
“Kalau sudah tau bedanya tentunya banyak yang akan tertarik bisa ikut kempo. Tentunya akan semakin banyak atlet kempo di Kota Tangerang,” sambungnya.(Adit)