Tangerang, (BantenKita) – Tjhie Rachmad Widjaja atlet binaraga binaan Perkumpulan Binaraga dan Fitnes (PBFI) Kota Tangerang berprestasi di ajang PON XX Papua.  Rachmad sapaan akrabnya berhasil meraih medali perak pada kelas 85 kilogram plus.

Rachmad mengungkapkan, dirinya telah tiga kali mengikuti PON  yakni juara 2 PON Kaltim tahun 2008, Juara 3 PON 2016 di Bandung,Juara 2 PON Papua,  Kemudian juga ajang internasional meraih peringkat 6 di Birmingham  dan juara 1 di Irlandia tahun 2016.

“Tak ada cita cita menjadi atlet binaraga, pertama kali mengenal olahraga binaraga secara tak sengaja. Saat itu hanya ingin memiliki tubuh yang kuat dan kekar,” ujar dia.

Sejak mengenal binaraga di tempat fitnes, kesehariannya dijalani dengan berlatih fitnes dan mengangkat besi. Event pertama kali diikuti tahun 1996. “Waktu itu ikut fitnes selama setahun lalu ikut kejuaraan lokal dan berhasil meraih peringkat ketiga,” ujar dia.

Rachmad yang menargetkan perolehan medali emas pada ajang Porprov Banten 2022 ini menjelaskan, dalam Binaraga terdapat beberapa faktor yang dinilai pertama simetris, kekeringan otot, ketebalan otot dan keindahan.”Jadi tak sekedar memamerkan badan yang besar dan kekar,” ujar dia.

Tjhie Rachmad Widjaja mengatakan tak ada syarat khusus menjadi atlet binaraga.  “Selama niat dan tekun Insya Allah bisa jadi atlet Binaraga. Selama makanan dijaga, latihan keras dan istirahat teratur serta membutuhkan konsistensi,”ungkapnya.

Adapun latihan yang biasa dijalani sebagai atlet binaraga adalah angkat besi dan fitnes. Kemudian  untuk menu makanan yang harus dijaga yakni makanan yang mengandung tinggi protein, rendah lemak serta karbohidrat secukupnya “ Menunya yang pasti direbus-rebus, dipanggang dan dikukus,”ujarnya

“Makanan yang harus dihindari kue-kue seperti martabak, kue basah, gorengan, kue kering dan yang manis-manis seperti sirup,” sambungnya.

Rachmad berharap olahraga Binaraga dapat beprestasi dan digandrungi oleh generasi muda. “Kedepannya even kejuaraan yang diadakan bisa ditingkatkan hadiahnya karena dengan hadiah yang menarik biasanya akan membuat antusias orang mengikuti kejuaraan,” katanya.

Menurutnya hadiah yang besar sebanding dengan waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam mempersiapkan event atau lomba yang diikuti.

“Standar yang saya tau kejuaraan biasa hadiahnya sangat kecil sekitar 5-10 juta sedangkan untuk persiapkan event biasanya jauh lebih besar, persiapan bisa 3-4 bulan bahkan ada yang 5 bulan,” ucapnya. (Adit)

Foto humas KONI Banten

By Aditya