Serang, (BantenKita) – Nilai investasi di Provinsi Banten pada triwulan III tahun 2022 mencapai Rp56 triliun, atau 105 persen dari yang ditargetkan sebesar Rp53 triliun. Tren ini diharapkan mampu tingkatkan partisipasi angkatan kerja Provinsi Banten.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten Virgojanti mengatakan, berdasarkan hasil Monitoring dan Evaluasi dari Pemerintah Pusat, sampai dengan triwulan ketiga tahun 2022 ini untuk investasi yang masuk ke Provinsi Banten sudah mencapai Rp56 triliun lebih dari target Rp53 triliun atau sudah mencapai 105 persen.

“Atas capaian itu kita patut syukuri bersama,” katanya beberapa waktu lalu.

Dari jumlah itu, lanjut Virgo, investasi tertinggi masuk ke Kota Cilegon dengan besaran mencapai Rp18,82 triliun lebih, dan paling kecil Kota Serang sebesar Rp0,29 triliun. Bila dilihat dari minat beberapa negara yang berinvestasi di Banten paling besar adalah Negara Malaysia yaitu sebesar Rp8,92 triliun, Singapura Rp7,58 triliun, Korsel Rp6,09 triliun, Jepang RP3,33 triliun dan Thailand Rp1,21 triliun.

Terdapat 5 besar realisasi investasi berdasarkan sektor usaha utk PMA dan PMDN yaitu : industri kimia dan farmasi; perumahan , kawasan industri dan perkantoran ; listrik, Gas dan Air; Jasa lainnya; dan industri makanan

Selanjutnya utk realisasi “Perizinan yang telah diterbitkan melalui aplikasi SIPEKA sampai dengan TW III sebanyak 1610, dan yg paling banyak adalah sektor energi dan sumber daya mineral mencapai 1394 ijin, diikuti berikutnya oleh sektor sosial pendidikan dan pertanian, ” katanya. Sedangkan perijinan yg diterbitkan melalui aplikasi OSS RBA sudah mencapai 14.474 perijinan.

Virgojanti berharap investasi yang masuk di Provinsi Banten ini berkualitas. Dalam artian bisa memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, menekan angka pengangguran dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

“Yang lebih penting lagi bagaimana satu industri dengan industri lainnya saling keterkaitan dalam produk yang dihasilkan dari hulu sampai hilirnya. Harapannya Semuanya harus berproses di Banten, sehingga terdapat penciptaan nilai tambah sebagai dampak ekonomi turunan dari investasi yang masuk itu,” pungkasnya.

Efek domino dari capaian target itu, berdampak pada jumlah partisipasi angkatan kerja juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dirilis BPS Provinsi Banten, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2022 sebanyak 6,46 juta orang, naik 202,98 ribu orang dibanding Agustus 2021.

Kemudian untuk Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,93 persen poin dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sampai bulan Agustus 2022 sebesar 8,09 persen, atau turun 0,89 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten Septo Kalnadi mengungkapkan, pada tahun 2023 nanti, Pemprov Banten juga dipastikan akan mendapat investasi Penenaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp1,7 triliun, yang dapat menyerap tenaga kerja dari 500-700 ribu orang.

“Kita punya harapan besar dari proyek Tol Serang-Panimbang itu bisa segera selesai, paling tidak sampai Cileles, Kabupaten Lebak,” katanya.

Septo melanjutkan, dengan pengembangan kawasan industri itu bisa menjadi pertumbuhan ekonomi baru, terlebih saat ini akses jalan utama ke Selatan juga sudah dalam kondisi bagus.

“Akses jalan ke sana sudah bagus. Ditambah lagi dengan pesona alam di sana yang cukup indah untuk menarik para wisatawan,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Septo, Pemprov juga sedang melakukan bagaimana meningkatkan produktivitas di lingkungan perusahaan masing-masing. Dengan begitu, perusahaan bisa meningkatkan efesiensi terhadap produknya.

“Meskipun selama ini produktivitas kita sudah diakui dunia internasional dan masuk tiga besar secara nasional,” imbuhnya. (Rid/Ril)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *