
Tangerang(BantenKita)- Ahmad Ridwan (51) salah satu penyumbang medali emas untuk cabang olahraga Binaraga Kota Tangerang di Porprov VI Banten. Ridwan telah membela Kota Tangerang di Porprov sebanyak enam kali sejak Porprov di Lebak Banten.
Ridwan mengaku bangga masih dipercaya oleh Pemkot Tangerang untuk mengikuti pesta olahraga terbesar di Banten. Kepercayaan yang diberikan olehnya sebagai atlet paling senior dari atlet binaraga lainnya terbayar dengan perolehan medali emas untuk nomor 55 kilogram.
“Alhamdullilah saya masih dipercaya sama kota Tangerang. Atlet seangkatan di Porprov sudah pensiun semuanya tinggal saya saja yang masih lanjut, biasanya di Porprov saya main di kelas 55 kg atau 60 kg,” ungkap Ridwan.
Ridwan mempersiapkan Ridwan sejak beberapa bulan lalu. Dalam seminggu mengikuti lima kali latihan. “Khusus Porprov latihan ditambah menjadi enam kali dalam seminggu,” ujar dia.
Prestasi Ridwan meraih medali emas menyumbang perolehan medali pada cabor Binaraga dengan rincian enam emas dan satu perak sehingga berhasil mengukuhkan sebagai Juara umum.
Selain langganan menjadi atlet Porprov, Ridwan juga pernah mengikuti ajang nasional salah satunya juara 2 top atlet nasional yang diikuti 55 peserta pada tahun 1996 di Jakarta. Kemudian juga pernah meraih peringkat 2 seleknas SEA Games 1997 di Jakarta.
“Pernah meraih juara 3 Kejurnas PABBSI, dan juara 3 Perbafi,” ujarnya.
Usai Porprov, Ridwan menatap ajang selanjutnya yakni Pra PON. Ia menargetkan lolos Pra PON agar bisa mengikuti PON.
“Saya manfaatkan kesempatan ini dengan maksimal rutin dan disiplin juga makan dan istirahat yang cukup selama 9 bulan persiapan. Karena di usia saya sekarang tidak mudah untuk bisa lolos ke PON, katanya.
Ridwan berharap prestasi binaraga sebagai juara umum Porprov VI Banten dapat mendorong binaraga semakin dikenal dan disukai oleh generasi muda sehingga regenerasi atlet binaraga di Kota Tangerang dapat berjalan dengan baik.
“Saat ini sudah menjamur tempat-tempat fitnes dan gym serta komunitas-komunitas sebagai sarana latihan menjadi atlet binaraga,” pungkasnya.
Ahmad Ridwan menekuni olahraga binaraga berawal saat menjadi atlet tinju. Satu tahun menjalani tinju Ridwan beralih ke olahraga angkat besi. Saat berlatih angkat besi inilah Ridwan tertarik melihat atlet binaraga yang memiliki badan kekar.
“Akhirnya saya beralih ke binaraga sampai saat ini, butuh waktu selama dua tahun latihan dengan tekun dan serius bagi atlet binaraga untuk bisa mengikuti lomba,” ujar Ridwan.
Sebagai atlet senior binaraga Ridwan melalui banyak pengalaman. “Suka nya jika mau persiapan punya modal yang cukup badan bisa maksimal,”
“Dukanya pas sudah mau mendekati tanding sudah habis dana, akhirnya barang apapun yang bisa dijual ya dijual demi prestasi,” kata Ridwan.
Selain latihan, yang harus dipersiapkan oleh atlet binaraga adalah menjaga pola makan. Terdapat jenis makanan tertentu yang harus dikendalikan konsumsinya.
“Jika tidak ada kontes, garam, gula, minyak semuanya diganti pakai garam diet himalaya, gula diet, minyak zaitun, tapi kalau mau persiapan tanding minyak, gula garam dan santan harus dihindari,” paparnya.
Kemudian kata Ridwan, 3 bulan menjelang tanding mengkonsumsi dada ayam fillet sehari 1 Kg. Lalu 2 bulan menjelang tanding menunya ditambah yakni dada ayam fillet 1 Kg disertai ikan tuna sebanyak setengah Kg dilanjutkan 1 bulan menjelang tanding dada ayam fillet 250 gram, daging sapi 250 gram, ikan tuna 500 gram ini untuk persiapan even bergengsi.
Ridwan mengatakan, binaraga merupakan olahraga yang menampilkan keindahan otot. Ada pun yang dinilai simetris otot hampir semuanya sempurna. “Bukan hanya besar yang dinilai tapi seratnya juga harus tajam,” ujarnya.
Menurutnya jika bukan atlet namun ingin mempunyai tubuh ideal tidak harus seperti binaraga. “Cukup seperti anak-anak body contest pada umumnya dan yang terpenting sehat saja. Badan tidak perlu besar yang penting cukup sekedar buat penampilan saja,” imbuhnya.
Ridwan menambahkan, selain latihan dan menjaga pola makan atlet binaraga harus memiliki semangat yang tinggi, cukup waktu untuk latihan, punya biaya yang cukup, istirahat yang cukup, latihan terprogram, dan harus mengerti cara diet.(Aditya)