Keripik Daun Sirih Khas Kecamatan Neglasari/Foto Sam

Tangerang(Bantenkita)- Ibu-ibu warga RT 03 RW 03 Kelurahan Mekarsari Kecamatan Neglasari yang tergabung dalam himpunan IBU KOS kini sehari-hari disibukan dengan kegiatan memanfaatkan tanaman sirih hijau menjadi panganan sehat.

Bahan baku daun sirih didapatkan dengan mudah dari budidaya yang dilakukan warga setempat.

Tak hanya keripik, pohon yang penuh khasiat tersebut nantinya akan disulap menjadi pundi-pundi rupiah. Dengan dijadikan berbagai jenis produk olahan seperti, sabun mandi, obat salep, pasta gigi, odol dan sebagainya.

Hal tersebut diungkapkan Wartina (48), ibu ketua RW sekitar ini pun mengatakan sejak 2019 saat pandemi Covid-19 ia bersama Ibu-ibu diberikan resep pengolahan daun sirih oleh Ibu Romlah seorang Lansia setempat yang memiliki penegtahuan pengolahan daun sirih.

Saat itu kegiatan mengolah daun sirih yang dilakukan oleh Ibu-ibu mendapat dukungan berupa CSR dari PT. Pertamina Patra Niaga.

Program berlanjut dengan pembinaan kampung sirih RW 03 untuk mengembangkan produk keripik daun sirih ala Ibu KOS.

“Caranya pertama kita rebus daun sirih, kemudian dijemur, lalu kita olah sesuai resep kami. Awalnya kita testimoni, ternyata berhasil. Lalu kita produksi dan perkenalkan lewat UMKM di setiap kegiatan acara pemerintah. Kemudian setelah itu, banyak pesanan. Mau gak mau, kita produksi lebih banyak dan sesuai pesanan yang ada,” ucap Wartina saat berbincang bincang dengan Jurnalis Bantenkita.com di Kampung Sirih Neglasari Kota Tangerang pada Jumat (27/01/2023).

Saat ini kata Wartina pemasaran keripik sirih melalui program UMKM, dan pemesanan tertentu di setiap acara Dinas di lingkup Pemkot Tangerang.

“Namun, seiring perkembangan jaman produk kami kita jual melalui online dan bisa berkunjung langsung ke Kampung Sirih ini. Bisa pesan lewat Instagram yaitu @sobatsirih atau bisa juga pesan via WhatsApp : 087885402007,” ucapnya.

Sedangkan, lanjut Wartina, produk keripik sirih telah mengantongi uji laboratorium seperti uji nutrisi dan sertifikat Halal melalui lembaga terkait.

“Kemarin kita sudah uji halal, dan tinggal nunggu ijin edarnya saja. Apabila sudah okeh semua, kita akan gencarkan produksi dan pemasarannya,” ucapnya.

Terkait keuntungan penjualan, Wartina mengatakan, hasilnya dikelola bagi hasil kepada anggota IBU KOS sebab mereka turut andil dalam berproses bersama mengembangkan produk keripik daun sirih.

“Terus, ada beberapa persen keuntungan yang wajib disumbangkan pada anak yatim piatu,” katanya.

” Harapan saya dan temen temen IBU KOS itu, kita mempunyai pabrik yang nantinya itu bisa memberdayakan warga sini untuk memilki penghasilan. Tapi semua itu butuh proses. Karena, untuk alatnya aja kita masih kurang memadai. Butuh alat Oven yang besar, agar proses pengopenan daun sirihnya itu bisa nampung banyak. Kalau saat ini, kita pakai open kecil dan masih memakan waktu lama untuk prosesnya,” ujar Wartina.

Ia mengaku kedepannya, sedang bereksperimen untuk membuat sabun dan lainnya dari daun sirih. “Tapi ini baru wacana saja, masih banyak uji coba yang harus kita lakukan mas,” ucapnya.

Ia menambahkan, campur tangan pemerintah daerah sangat diharapkan dalam kemajuan UMKM kampung sirih tersebut. Selain bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi daerah setempat. Tidak menutup kemungkinan usaha kecil menengah warga Neglasari tersebut bakal tembus pasar internasional.

” Dulu dari pemerintah warga dikasih bibit pohon sirih hijau untuk dirawat. Nanti, ketika sudah rimbun. daun sirih tersebut kita panen. Sehelai daunnya itu kami beli seharga 50 rupiah. Tidak menutup kemungkinan. Jika usaha ini maju. Harga beli daunnya itu pun akan kami naikan juga. Mengingat saat ini kita masih merangkak, dalam proses pengembangan usaha ini,” ujarnya. (Sam)