Yayasan Disabilitas Mandiri Indonesia (YDMI)

Bantenkita.com – Yayasan Disabilitas Mandiri Indonesia (YDMI) yang merupakan wadah dari komunitas disabilitas sejak tahun 2013 ini telah banyak melakukan kegiatan positif dalam memperjuangkan hak hak penyandang kaum Difabel agar dapet meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan disabilitas.

Organisasi yang sudah tercatat resmi pengesahannya di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik indonesia sejak tahun 2013 ini pun terus berjuang dalam mewujudkan harapan para difabel untuk menata masa depan yang lebih baik lagi kedepannya.

Pendidikan yang tinggi pun menjadi fokus tersendiri bagi mereka dapatkan di era digitalisasi dan globalisasi yang semakin terus terus berkembang hingga saat ini.

Namun, menjelang pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2023/2024 yang jatuh pada bulan Juni nanti. Menjadi keresahan bagi ratusan pelajar difabel yang ada di Kota tangerang untuk melaju ke jenjang pendidikan tingkat SMP dan SLTA pada lulusan tahun ini.

” Menurut data yang dihimpun oleh YDMI tercatat bahwa pelajar difabel SD ada 388 murid. Sedangkan, untuk pelajar Difabel SMP berjumlah 119 murid. Masing masing semuanya itu menuntut di sekolahan yang ada di Kota Tangerang. Ada dua hal yang menjadi bahan pikiran kami saat ini. Yang pertama mengenai PPDB untuk disabilitas itu hanya dibatasi waktu dan kuotanya. Kedua mengenai Sekolah Inklusi dengan pendamping khusus yang sejak dulu kita nantikan belum tersedia di Kota Tangerang,” ucap Nurjanah, Pengurus YDMI saat berbincang hangat dengan awak media pada Senin (08/05/2023) di lantai 4 gedung Pemkot Tangerang.

Wanita yang akrab disapa teh Nana ini mengatakan pengesahan Perwal Sekolah Inklusi serta pembentukan unit layanan difabel (ULD) sebagaimana amanat Undang-Undang No.8/2016 tentang Disabilitas pun kita sudah audiensi beberapa kali dengan ketua DPRD kota Tangerang Gatot Wibowo dan sejumlah pejabat yang ada di Pemkot Tangerang. ” Draf Perwal Sekolah Inklusi sudah ada, namun mandek. Dan hingga saat ini pun, kami tidak tau kelanjutannya itu seperti apa,” ungkapnya.

” Kami selalu mengadu, dan teman teman Disabilitas kami selalu diarahkan ke Dinsos Kota Tangerang saat jamannya pak Suli menjadi kepala dinas. Beliau itu peduli sekali dengan kami. Mulai dari urusan kesejahteraan sosial disabilitas, atau pun urusan kegiatan lainnya selalu direspon dengan baik,” kata Nana.

Sementara, Tuti Halawiyah yang merupakan YDMI Pelaksana Harian pun berharap sangat kepada Pemerintah Kota Tangerang agar terus dapat meningkatkan kembali fungsi dan mutu dari Unit Layanan Disabilitas (ULD) yang sudah berjalan sebagaimana mestinya itu menjadi lebih baik lagi. Seiring perkembangan jaman yang terus berkembang sampai saat ini.

” Yang saya lihat di jaman serba canggih saat ini masih ada sarana publik yang tersedia di kota Tangerang itu belum bisa diakses kaum difabel seperti saya dan teman difabel lainnya. Mulai dari ketersedian buku braile dan Toilet di sejumlah sarana publik seperti stasiun dan gedung yang lainya masih belum tersedia. Terus trotoar jalan pun masih ada yang menabrak pohon dan tiang lampu penerangan jalan. Dari situ saja sudah terlihat, bahwa pembangunan inklusi yang ada di Kota Tangerang itu terlihat asal saja, seperti tidak memikirkan para Disabilitas seperti kami ini,” kata Tuti.

” Seharusnya ketika pemerintah ingin mendirikan suatu sarana publik, orang seperti kami ini harus dilibatkan. Jadi selain hanya bisa memberikan saran, difabel yang ada di kota Tangerang pun di dapat merasakan fungsi sarana publik dengan baik secara bersama,” ungkapnya.

Dan bukan hanya itu saja, Tuti menyebut pembangunan gedung pendidikan inklusi dengan GPK di Kota Tangerang sangat lah diharapkan sekali bagi difabel. “Memiliki ilmu pendidikan yang tinggi merupakan target utama kami juga. Karena semua difabel pun mempunyai mimpi dan harapan yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan hidup sebaik mungkin,” ungkapnya.

” Kami berharap besar kepada pemerintah Kota Tangerang untuk dapat menghadirkan Sekolah Inklusi dan GPK nya. Kalau untuk di Kota Tangerang itu belum ada satu pun kampus yang menghadirkan jurusan bidang GPK. Karena untuk jurusan tersebut baru hanya kampus UNJ dan Untirta saja yang melahirkan GPK untuk difabel. (Samalfiqih)