
Tangerang(Bantenkita)- Yayasan Difabel Mandiri Indonesia (YDMI) dan United States Agency International Development (USAID) Madani bekerjasama dengan Universitas Buddhi Dharma Kota Tangerang menggelar penyuluhan tentang Kekerasan Seksual sesuai UU Tindak Pidana kepada puluhan mahasiswa.
Wakil Rektor Universitas Buddhi Dharma, Dethan mengatakan dalam rangka mengantisipasi terjadinya kekerasan seksual di kampus pihaknya telah membentuk satuan petugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Dimana, setiap tahunnya telah dilaporkan kinerja satgas melalui online.
” Melihat adanya kegiatan seperti ini sangat luar biasa. Dimana para mahasiswa pun terlihat antusias untuk mengikuti penyuluhan yang di lakukan oleh temen temen YDMI dan USAID. Sehingga para mahasiswa pun bisa menjadi tau aturan-aturan yang berlaku dan kategori-kategori kekerasan seksual itu seperti apa,” papar Dethan ditemui Bantenkita.com pada Selasa (305/2023) usai acara Workshop mendorong Inklusifitas, Serta Upaya Pencegahan Penangangan kekerasan seksual di kampus sesuai amanat UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual di Kampus Buddhi Dharma
Ia berharap mahasiswa bisa menjadi agen-agen yang membawa perubahan. Sehingga dimanapun berada hingga mereka lulus dan bekerja nanti bisa membawa perubahan yang positif di lingkungan terutama menyampaikan informasi yang diketahui tentang perlindungan kekerasan seksual dan juga kaum Difabel.
Sementara, Veni Siregar selaku field Cordinator USAID Madani Kota Tangerang mengatakan, pihaknya mendukung Yayasan Difabel Mandiri Indonesia (YDMI) bekerjasama dengan Universitas Buddhi Dharma untuk mendorong penguatan gender inklusion. Salah satunya dengan mendorong keterlibatan perempuan dan anak muda di dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.
” Kita berharap para muda-mudi ini bisa menginformasikan ke orang terdekatnya. Bagaimana cara mencegah kekerasan seksual, serta melakukan penanganan dini ketika hal itu terjadi di lingkungan mereka,” jelasnya.
Ia menambahkan, sosialisasi tersebut sangat penting sekali di lakukan. Sebab menurut data layanan, kampus adalah tempat sering terjadinya kekerasan seksual.
“Jadi, rata rata di usia fase mahasiswa ini sering terjadi sekali kekerasan seksual dengan relasi-relasi dengan orang terdekat,” tandasnya. (Samalfiqih)