
Tangerang(BantenKita)- Yayasan Difabel Mandiri Indonesia (YDMI) sosialisasikan Program Inklusi lewat acara Workshop Kick Off Meeting Program Dignity Inklusi pada Selasa (24/10/2023) di ruang Patio Gedung Puspem Kota Tangerang.
Acara yang didapuk dengan apik ini pun diikuti sejumlah instansi terkait seperti Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Disnaker dan Dinsos Kota Tangerang, Diskominfo serta stakeholder lainnya pun terlihat guyub menjadi satu kolaborasi yang tepat dan berkesinambungan untuk mendongkrak kemajuan kota Tangerang kedepannya.
” Hari ini YDMI gelar Sosialisasi Program Dignity Inklusi, dimana program ini didorong oleh kemitraan Australia dan Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI), juga pusat rehabilitasi YAKKUM yang berada di Jogja. Sehingga YDMI terpilih untuk mewakili menjadi mitra lokal yang ada di provinsi Banten. Dimana, Kita fokus untuk meningkatkan inklusifitas di Kota Tangerang dan di Provinsi Banten,” ucap Sekretaris YDMI, Tuti Alawiyah saat diwawancarai awak media di lokasi.
” Jadi kalau inti dari kegiatan ini, kita mensosialisasikan program baru YDMI ke pemerintah daerah kota Tangerang untuk bisa berkolaborasi bersama seperti pada program sebelumnya kita laksanakan bersama. Dimana, kalau sebelumnya itu kita gelar program penguatan Pendidikan inklusi. Sedangkan untuk saat ini kita lebih mencakup di sektor pendidikan, ketenagakerjaan dan juga kesehatan,” paparnya.
Tuti menyebut kalau pihaknya saat ini berfokus kepada OPD Dinas Kesehatan dan juga Dinas Sosial dengan melibatkan disabilitas mental. ” Stigma Disabilitas Mental (orang dalam gangguan jiwa) masih tertinggi dari disabilitas lainnya.
“Bisa dikatakan, saat ini disabilitas mental sangat tertinggal dari disabilitas lainnya. Dimana, stigma mental itu sendiri masih dianggap tidak terlihat pada masyarakat luas,” jelasnya.
“Di sini kita perjuangkan hak mereka dengan mengembalikan fungsi sosialnya itu kembali bekerja. Terlebih, saat ini kita akan memasuki tahapan pemilu 2024 nanti. Jadi kita berharap, mereka mempunyai hak untuk memilih, bahkan dipilih juga. Karena Disabilitas mental ini bagian dari ragam disabilitas yang dilonggarkan melalui undang undang No.8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas,” paparnya.
Tuti berharap dengan adanya program baru yang sedang digaungkan oleh YDMI ini dapat membuat kota Tangerang lebih menjadi Inklusif, dan manfaatnya pun dapat dirasakan masyarakat luas.
” Sejauh ini kota Tangerang terus mendorong adanya inklusi, tetapi untuk keterlibatan temen-temen penyandang disabilitas di dalam pembangunan daerah tersebut masih minim. Kita pun berterimakasih sekali kepada pemerintah daerah yang telah memberikan layanan akses disabilitas sampai sejauh ini. Akan tetapi, masih banyak temen temen yang masih belum bisa mengakses fasilitas publik yang tersedia karena di dalam pembangunannya itu kurang pas buat temen temen disabilitas nikmati,”
” Contoh adanya Gading blok itu masih banyak yang mengarahkan kami menabrak tiang listrik, bahkan ada yang curam sekali untuk dilalui oleh kursi roda. Sehingga pada saat kita menggunakan akses itu menjadi kesulitan. Harapan saya, pada saat pemerintah mengerjakan proyek sarana umum tersebut bisa melibatkan temen temen disabilitas fisik, tuli, netra, mental dan disabilitas lainnya. Supaya sarana publik yang disajikan oleh pemerintah itu menyeluruh juga kepada kami,” kata Tuti.
Sementara, Indriani, Pengelola Program Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Tangerang menuturkan dalam hal ini Dinkes berkolaborasi dengan Program Kesehatan Jiwa Kota Tangerang. Dimana programnya pun telah kita lakukan bersama sama pada beberapa waktu lalu.
” Di sini kita bersama sama dalam satu naungan TPKJM yaitu Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat di tingkat Kota Tangerang. Dimana, program seperti ini pun sudah kita laksanakan sebelumnya di kelurahan dan kecamatan yang ada di kota Tangerang,” jelasnya.
” Saat tinggal program tingkat kota Tangerang aja nih yang kita laksanakan saat ini. Harapan kami itu bisa mencapai pengesahan SK nya, jadi bersama dengan YDMI itu terbentuk Komunitas Disabilitas Psikologi agar bisa menjadi lebih mandiri. Kolaborasi ini akan terus berlanjut sampai dua tahun ke depan, mereka akan terus bergulir,” kata Indri.
“Untuk mengambil contoh proses awal kita itu adalah wilayah Kelurahan Sukasari dan Kelurahan Karawaci Baru. Jadi kita akan bersama sama membentuk komunitas yang lebih mandiri,” tukasnya. (Sam)