Tangerang(BantenKita) – Kementerian agama Indonesia menggandeng majelis Ta’lim Tuli Indonesia (MTTI) dan Asosiasi Muslim Tuli Indonesia (AMTI) akan segera menerbitkan Al-Qur’an Isyarat dengan dua Metode tillawah dan kittabah.

Pasalnya, kehadiran Al-Qur’an Isyarat di Indonesia adalah satu satunya yang pertama ada di dunia.

Itu semua tidak lain, agar para disabilitas tunarungu yang ada di seluruh Indonesia bisa mendapatkan semangat dan jauh lebih mengenal ajaran Islam kedepannya.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Rama Syahti, Ketua MajelisTaklim Tuli Indonesia (MTTI) dan Juga Ketua Asosiasi Muslim Tuli Indonesia sebagai payung asosiasi yang lainnya.

Rama Syahti mengatakan dulunya Al-Qur’an Isyarat itu tidak ada, saya masuk tim khusus penyusun bersama kementerian agama ke Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ).

” Penyusunan Al-Qur’an Isyarat dimulai dari tahun 2020 setelah covid19. Kemenag memberikan support dengan memberikan fasilitas kepada beberapa komunitas tuli di Jakarta, Bekasi, Bandung, Majalengka dan semua temen temen tuli berkumpul dan berdiskusi bersama untuk mengambil bagusnya menjalankan Al-Qur’an Isyarat ini. Setelah itu pun kita semua sepakat dan juga di Indonesia ini kita terus bisa berkomunikasi,” ungkap Rama lewat ucapan translate oleh Ustadz Joko lantaran beliau pun menyandang Disabilitas Tunarungu.

Rama menyebut metode penyusunan Al-Qur’an Isyarat ini pun lengkap dengan contoh pakai Harokat, domah, dan kasrohnya. “Hijaiyah Nya pun kita buat mengikuti Arab Saudi. Untuk semuanya, Hijaiyah itu sama. Akan tetapi di Indonesia ini metodenya itu kita pakai Harokat. Jadi perbedaan metodenya itu di situ” jelas Rama.

“Itu semua dibuat untuk orang orang tuli mengerti. Jadi Al-Qur’an Isyarat bukan untuk orang dengar, tapi bagi orang yang normal pun dipersihalkan mempelajarinya. Alhamdulillah, kita buat secara pelan pelan dan hingga sampai saat ini sudah 30 juz. Selama dua sampai tiga tahun ini kita terus berdiskusi mengenai Al-Qur’an Isyarat ini bersama teman teman hampir untuk dicetak. Karena tinggal sedikit lagi pengerjaannya,” kata Rama saat diwawancarai Bantenkita.com pada Rabu (15/11/2023).

Ada dua metode Al-Qur’an Isyarat yang akan dicetak oleh LPMQ kedepannya. “Sedangkan apa yang saat ini kita pakai itu mengikuti tulisannya dan juga tilawah (mengikuti ucapannya) untuk tuli SE Indonesia.

” Jadi, nanti Al-quran Isyarat akan terbit dengan dua metode. Baik tulisan (kittabah) atau pun ucapan (tillawah). Teman teman tuli di Indonesia masing masing bebas memilih untuk belajar sesuai minat mereka masing masing. Karena pada dasarnya itu semuanya sama aja dan sudah disepakati bersama,”

” Kalau yang kitabah ini adalah yang dasar, sedangkan Al-Qur’an Isyarat dengan metode tillawah itu dilengkapi dengan tajwid, panjang pendeknya dan sebaginya, karena bisa lebih dalam lagi. Sedangkan, untuk Al-Qur’an Isyarat metode kittabah ini lebih mudah lagi dipahami dengan teman teman tuli,”

” Alhamdulillah temen temen tuli semuanya semangat, dan ini tugas saya untuk sosialisasi Al-Qur’an Isyarat ini di seluruh Indonesia. Tuli dan dengar semuanya itu sama, sebab dulunya juga nabi Zakariya pernah berbicara lewat isyarat untuk menyampaikan agama. Dan kita mencontohkan itu untuk mensyiarkan ,” kata Rama Syahti.

Rama Syahti mengaku bahasa isyarat teman teman tuli seluruh dunia. Baik Amerika, Malaysia, Arab, dan Indonesia pun semuanya sama. “Jadi semua temen tuli sudah sepakat dan lebih nyaman menggunakan Al-Qur’an Isyarat mengenai Hijaiyah ini. Contoh, kalau disabilitas buta menggunakan Al-Qur’an braille.

” Bagi temen temen tuli bahasa isyarat itu adalah bahasa utama mereka. Karena semua temen temen tuli lebih nyaman dan sepakat dengan bahasa isyarat dan visual untuk Hijaiyah yang kita tuangkan dalam Alquran Isyarat ini,”

” Dalam tahun ini sidang LPMQ sudah digelar sebanyak 5 kali dalam tahun ini untuk diskusi. Pembuatan Al-Qur’an Isyarat ini dilakukan tidak buru buru, akan tetapi dilakukan secara perlahan lahan. Dimana Al-Qur’an Isyarat ini baru pertama kali dibuat di Indonesia, di negara negara lain belum ada. Karena, teman tuli umat Islam di Indonesia pun banyak yang mengenal Allah. Maka tugas kita, adalah mengajak mereka untuk ikut menjadi lebih baik dengan belajar Al-Qur’an untuk kepentingan dunia dan akhirat,” paparnya.

Syahti mengungkapkan bahwa temen temen di Amerika dan Arab Saudi pun kagum dengan semangat temen temen tuli di Indonesia untuk belajar mengaji Alquran.

“Setelah adanya bimbingan seperti ini, teman temen dan komunitas komunitas tuli di Indonesia sudah banyak yang mau belajar mengenal Islam. Karena, adanya penterjemah dan menyampaikan untuk mereka mengenal Allah SWT,” kata dia.

” Fiqih-fiqih Islam pun sangat penting sekali bagi mereka. Yang tadinya gak mau tau, sekarang menjadi senang. Oia, Sabtu besok kita akan ada rapat untuk Rumah Tuli. Itu sebagai wadah temen temen tuli dari berbagai Asosiasi di Jakarta. Kalau Abang ingin liputan dan bisa melihat dan langsung datang aja ke Vape Hotel Cipondoh,” ucap pria asal Ciputat ini saat berbincang-bincang santai dengan awak media. (Sam)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *