Kota Tangerang – Maraknya Isu pemberitaan di media kabar soal DPP Golkar merekomendasikan pasangan Sachrudin dan Maryono untuk maju ke Pilkada Kota Tangerang 2024 pada bulan November besok. Direspon langsung oleh Dewan Pakar Partai Politik dan juga Akademisi, Po Abas Sunarya.
Tokoh sepuh berusia 73 tahun ini pun menuturkan bahwa Golkar adalah partai politik yang sudah matang dan diakui oleh berbagai lembaga survei dalam merekomendasikan para pasangan Calon Pilkada Serentak pada bulan November 2024 mendatang.
Terlebih saat mendengar kabar bahwa pasangan Sachrudin- Maryono Hasan menerima mandat oleh DPP Golkar untuk melaju dalam kontestasi Pilwalkot Tangerang 2024 nanti.
Abas menyebut kalau kedua pasangan tersebut sangat mumpuni dan berpeluang besar untuk memimpin Kota Tangerang di masa yang akan datang. Lantaran kedua paslon tersebut telah teruji memiliki pengalaman memimpin birokrasi pemerintah sebelumnya.
” Partai Golkar matang dan beberapa lembaga survei pun mengakuinya. Saya tracking di media atas penunjukan partai golkar terhadap empat calon kepala daerah di provinsi Banten. Keduanya itu sangat bagus dan sudah memiliki kapabilitas yang cukup. Mereka sudah dikenal dan diakui kontribusinya kepada warga Kota Tangerang sebelumnya saat mereka menjabat wakil atau pun jabatan lainnya,” kata Abas saat diwawancarai awak media pada Jumat (9/08/2024) di gedung Universitas Raharja.
Tapi, lanjut Abas, dalam hal ini ada yang harus dimengerti oleh teman teman yang aktif di partai. “Saya kira kita harus mendudukkan nya secara benar. Dimana, Pilkada ini kan memang berbeda dengan Pileg kemarin. Dimana, kalau di pileg itu partai sangat berharap tidak boleh berselingkuh dan harus tetap satu partai. Sedangkan kalau kita bicara tentang Pilkada Walikota,Bupati dan Gubernur itu harus pikirkan yang layak akan kapabilitasnya, elektabilitas, rekam jejaknya jelas punya pengalaman. Karena, kedepannya itu penuh dengan tantangan,” ungkap Abas.
“Jika kita melihat di beberapa negara maju, contoh di asia saja deh..!! Pemerintah itu sangat memegang peran besar untuk mengendalikan daerahnya sendiri untuk maju. Apabila si pemimpin terdorong oleh sosok yang pas atau tidak pas. Terus juga senang atau tidak senang, itu lah yang susah. Karena, harus memulai lagi dari awal. Tapi, kalau orang yang telah berpengalaman dan memiliki surveynya itu bagus. Terus masih mau diatur atur soal tarik menarik kepentingan. Saya kira, ini harus diserahkan kepada masyarakat di daerah itu sendiri,” paparnya.
” Apalagi, kita sudah tau rekam jejak dan pengalaman mereka berdua itu seperti apa. Sudah pasti, margin error sosok tersebut kecil. Dan rata rata tim yang survei itu benar, dan memang seharusnya kita mengacu dari situ. Mulai dari keunggulan, kepercayaan masyarakatnya juga sudah diketahui banyak publik. Baik itu tingkat kota, kabupaten atau provinsi. Menurut saya, kalau kita menyikapi beberapa hari kemarin sudah diberikan mandat dari kantor DPP Suatu parpol. Saya berharap dan yakin kepada kawan kawan di partai lain pun bisa memahaminya dengan dewasa. Karena jika nanti sudah menjadi kepala daerah, itu sudah bukan menjadi kepala parpol. Melainkan si Paslon ini sudah menjadi pemimpin semua rakyatnya di daerah tersebut,” sambungnya.
Dan bukan hanya itu saja, Abas menuturkan bahwa teman teman parpol harus paham dan harus menjadi fungsi kontrol kepada orang yang telah diamanahkan oleh masyarakat untuk memimpin dan mengendalikan kekuasaan nanti.
” Jadi, keduanya itu dikoreksi kinerjanya oleh DPRD tingkat satu dan dua. Bukan saya mendahului, tapi saya pernah mengikuti survei survei oleh lembaga. Ternyata memang jauh keunggulan sosok yang berpengalaman. Karena, nantinya tidak akan terjadi pemborosan anggaran, tidak membuat kegaduhan antar pendukung satu sama lain. Dan juga si paslon terpilih nanti bisa memaslahatkan, serta sekaligus memenuhi aspirasi masyarakat untuk menjalankan pemerintahan lebih baik kedepannya,” tandasnya. (Sam)