Tangerang(Bantenkita)- Musim pancaroba adalah masa peralihan antara dua musim utama, yaitu dari musim kemarau ke musim hujan dan atau sebaliknya. Di Indonesia, musim pancaroba biasanya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu sekitar Maret- April dan Oktober-November.
Selama musim ini, perubahan cuaca yang ekstrem bisa terjadi, ditandai dengan cuaca yang tidak stabil, angin kencang, dan perubahan suhu yang signifikan.
Nah, kondisi ini sering kali berdampak pada kesehatan masyarakat, karena tubuh perlu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan cuaca.
Dampak Musim Pancaroba terhadap Kesehatan Menurut Dokter RS Sari Asih Karawaci (RS Sari Asih Group), dr Fadli Ambara, MARS, selama musim pancaroba, banyak orang lebih rentan terhadap berbagai penyakit karena beberapa masalah kesehatan umum yang sering terjadi pada musim peralihan ini, diantaranya :
Flu dan Pilek
“Perubahan suhu yang mendadak serta cuaca yang lembap membuat sistem imun menurun, sehingga, virus penyebab flu dan pilek lebih mudah menyerang. Udara yang lebih dingin atau kering juga dapat mempengaruhi saluran pernapasan, bisa meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan atas.
Alergi dan Asma
Selain flu dan pilek, angin kencang yang terjadi selama musim pancaroba membawa debu, serbuk sari, dan polutan udara yang bisa memicu alergi. Orang dengan riwayat alergi atau asma mungkin akan mengalami kekambuhan selama musim pancaroba ini.
Diare dan Penyakit Pencernaan
Hujan terkadang turun secara tiba-tiba sehingga menyebabkan genangan air yang berpotensi membawa bakteri dan virus berpotensi mencemari makanan dan minuman. Penyakit seperti diare, muntaber, atau infeksi saluran pencernaan bisa meningkat selama musim pancaroba.
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Saat musim pancaroba, genangan air yang muncul setelah hujan dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti (demam berdarah). Akibatnya, kasus DBD sering kali meningkat pada peralihan musim ini.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Karena perubahan cuaca yang ekstrem, memicu infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), seperti batuk, pilek, hingga bronkitis. Udara lembap dan angin kencang dapat membawa partikel debu dan polusi yang mengiritasi saluran pernapasan.
Masalah Kulit
Kelembapan yang berubah-ubah dan keringat berlebih karena suhu yang cukup panas dapat menyebabkan infeksi jamur atau iritasi kulit, seperti biang keringat dan gatal-gatal.
Jika keluhan-keluhaan di atas terjadi dan sudah mengkhawatirkan, jangan sungkan berkonsultasi dengan dokter di RS Sari Asih Karawaci (RS Sari Asih Group).(rs/adtya)