Walikota Tangerang, Sachrudin beserta jajaran saat meninjau ke sekolah SMP Negeri 1 Tangerang. [Sam]

Kota Tangerang – Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat SMP jalur domisili di Kota Tangerang di hari kedua berlangsung relatif kondusif. Menurut data, ada 12 ribu masyarakat yang mengakses sistem SPMB pada khususnya saat “puncak” yang terjadi pada Senin (30/6/2025) pagi.

Dalam hal ini, Dinas Pendidikan (Disdik) pun menjamin sistem domisili tersebut prioritas bagi calon siswa yang berlokasi terdekat dengan sekolah akan diterima ketimbang nilai.

Hal itu tercuat saat Wali kota Tangerang Sachrudin melakukan peninjauan SPMB tahun ajaran 2025/2026 ke SMP Negeri 1 Kota Tangerang di Jalan Daan Mogot Tangerang pada Selasa (2/06/2025) pagi bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin, Kepala Diskominfo, Mugiya Wardhany dan juga Kadis Budpar, Boyke Urif Hermawan.

Bukan hanya proses SPMB saja, mulai dari kondisi ruang para guru, kantin hingga toilet pun dipantaunya. Bahkan Sachrudin meminta Dinas Budpar memotong ranting pohon yang menjulang di atas gedung sekolah agar tidak membahayakan.

Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan seluruh proses penerimaan berjalan lancar, transparan, akuntabel, dan berkeadilan, sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan.

“Kami di Pemerintah Kota Tangerang telah menyiapkan beragam jalur pendaftaran—mulai dari jalur domisili, afirmasi, prestasi, hingga perpindahan tugas orang tua (mutasi) dan jalur disabilitas. Semua ini dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan para calon peserta didik,” ujar Sachrudin.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen memperkuat program Gampang Sekolah, yang menjamin akses pendidikan merata bagi seluruh warga Kota Tangerang, terutama bagi calon siswa baru di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Untuk memastikan proses SPMB dapat diikuti dengan mudah, Pemkot Tangerang juga menghadirkan layanan helpdesk serta kanal informasi resmi yang dapat diakses masyarakat kapan pun dibutuhkan. “Kami menyediakan informasi resmi melalui website ppdb.tangerangkota.go.id, serta layanan WhatsApp, agar orang tua dan calon peserta didik mendapatkan informasi yang valid, cepat, dan terpercaya,” jelas Sachrudin.

Lebih jauh, Wali Kota juga mengimbau para orang tua dan calon peserta didik agar mencermati setiap tahapan dan jadwal pendaftaran, memilih jalur sesuai kriteria, serta memastikan kelengkapan dokumen. “Ikuti proses SPMB ini dengan teliti dan sabar, agar data yang diverifikasi benar-benar akurat dan tidak ada kendala,” pesannya.

Sebagai bentuk pemerataan akses pendidikan, Pemkot Tangerang pun telah bekerja sama dengan 135 sekolah swasta penyelenggara pendidikan gratis, yang menjadi alternatif bagi siswa yang belum tertampung di sekolah negeri.

“Kami menyiapkan 65 SD dan 70 SMP swasta yang menyelenggarakan pendidikan gratis. Orang tua tidak perlu khawatir, sebab mutu sekolah-sekolah ini juga terjamin dan mendukung semangat Gampang Sekolah,” tandas Sachrudin.

Sementara Jamaluddin mengatakan, SMPB jenjag SMP dari jalur domisili diselenggarakan dari 30 Juni-1 Juli 2025. “Nanti malam Insya Allah sudah pengumuman, sehingga besok pada 2 Juli adalah daftar ulang. Dan alhamudillah saya lihat pada posisi domisili baik kemarin maupun hari ini berjalan lancar dan saya juga berterima kasih pada Kominfo karena SPMB sudah berjalan lancar tanpa adanya hack dan segala macamnya,” ungkapnya.

Jamal menyatakan bahwa jalur domisili adalah salah satu penentu lancar atau tidaknya SPMB pada jenjang SMP. Sebab orang tua banyak mendaftarkan anaknya pada jalur domisili. “Mudah-mudahan nanti lancar sampai akhir,” jelasnya.

Untuk diketahui, kuota atau daya tampung SMP yang disediakan di Kota Tangerang pada tahun ajaran 2025/2026 adalah 11.006 siswa. “Tapi orang tua jangan khawatir kalau tidak lolos masuk negeri, karena ada sekolah swasta gratis kita siapkan, itu mencapai 10.152 kuota,” jelasnya.

Kabar baiknya lagi Jamal menambahkan, pada anggaran perubahan mendatang, Pemkot Tangerang akan menambah alokasi sekolah gratis sebanyak 2.000 orang . “Sementara pada tahun 2026 bakal ditambah Rp 200 ribu per anak, jadi bukan hanya Rp 2 juta tapi Rp 2.200.000/siswa tiap tahunnya,” jelasnya.

Ada pun untuk kuota domisili adalah 45 persen dari kuota keseluruhan yang tersedia. “Pada sistem domisili yang diterapkan di SMP siswa yang terdekat diutamakan (diterima), barulah untuk nilai,” jelasnya.

Usai jalur domisili, proses SPMB tingkat SMP akan dilanjutkan dengan jalur prestasi akademik dan non akademik serta jalur mutasi atau perpindahan. “Untuk prestasi non akademik salah satu syaratnya adalah sertifikat. Sertifikat itu wajib harus aslinya, berikutnya kita tetap mengutamakan masyarakat Kota Tangerang, domisili dan tempat Kota Tangerang,” jelasnya.

Selain pada tahap pertama, Disdik juga nanti membuka SPMB tahap kedua. “Penjelasan pada tahap kedua adalah jika pada pertama ada yang tersisa, misalkan di SMP Negeri 1 ada yang tidak daftar ulang sebanyak 10 orang, nah 10 kuota itu kita buka pada pada tahap kedua dengan proses yang sama,” ungkap Jamaluddin. (Sam)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *