Tangerang(Bantenkita)- Peluncuran Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bersama BNI di Kota Tangerang, pada Selasa (08/07/2025). 

Wihaji menegaskan pentingnya gerakan gotong royong sebagai gerakan moral dan sosial dalam rangka percepatan penurunan stunting dan melindungi masa depan bangsa.

Sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting, pemerintah melakukan kolaborasi dengan stakeholder terkait, dalam hal ini pemerintah daerah dan PT. Bank Negara Indonesia (BNI),  melalui  menghadirkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. 

Gerakan ini tidak hanya terkait bantuan makanan, tetapi juga mencakup intervensi gizi, edukasi parenting, pendampingan psikososial, hingga perbaikan lingkungan tempat tinggal yang layak. “Semua dari BNI langsung ke penerima manfaat, tidak melalui kementerian lagi,” tegasnya.

Pemimpin wilayah 10 PT. BNI Tbk, Anak Agung Agustiya Novitayanti turut menyaksikan penurunan asbes di rumah penerima manfaat.

“BNI berkomitmen untuk memberikan bantuan nutrisi dan bahan makanan bergizi kepada 200 anak stunting serta program non gizi berupa perbaikan rumah tidak layak huni serta perbaikan jamban,” ujarnya.

Keputusan BNI untuk berkolaborasi menurunkan angka stunting tidak lepas dari misi ke-5 BNI, yakni meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. 

“Upaya ini juga dilakukan untuk mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) ke-2: penghapusan kelaparan dan peningkatan gizi serta SDGS ke-3: kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan, tambahnya.

Kota Tangerang pun terus menunjukkan keseriusannya dalam menekan angka stunting melalui berbagai program terobosan. Dalam kesempatan yang sama, Walikota Tangerang Sachrudin menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Tangerang telah menjalankan berbagai intervensi dan sinergi lintas sektor seperti program Satu Telur Satu Minggu (Sate Sami) dari seluruh pegawai pemerintah untuk balita berisiko stunting, pemberian makanan tambahan untuk ribuan balita dan ibu hamil, serta penguatan lebih dari 1.000 posyandu di 13 kecamatan.

“Selain pendekatan gizi dan kesehatan, Pemerintah Kota Tangerang juga telah menempuh langkah holistik dengan memperbaiki rumah tidak layak huni. Hingga pertengahan tahun 2025, sebanyak 8.656 unit rumah telah diperbaiki, dan ditargetkan 1.000 unit lagi akan rampung di tahun ini,” ucap Sachrudin.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional telah turun menjadi 19,8%. Sementara Kota Tangerang telah mencatat capaian yang membanggakan yakni 11,2%. Artinya, prevalensi stunting di Kota Tangerang lebih rendah dari rata-rata Provinsi Banten (21,1%). 

Bahkan, angka ini telah melampaui target nasional 2029 yakni 14%. Hal ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan lokal dan kolaborasi lintas sektor berhasil membawa wujud penurunan stunting secara nyata.

Hingga saat ini, dari 72.182.781 keluarga di Indonesia, terdapat sekitar 8,6 juta Keluarga Berisiko Stunting (KRS). Demi menurunkan angka stunting itu, pemerintah lewat Kemendukbangga/BKKBN melakukan intervensi dengan meminimalisir penyebab KRS.(adty)

By Aditya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *