Mahasiswa UNPAM menemukan passion di dunia IT melalui proyek web sederhana

Tangerang Selatan – Menemukan passion dunia Information Technology di tengah keterpaksaan dialami Eko Wahyudi Setyobudi, satu dari mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM), jurusan Teknik Informatika.

“Sejujurnya, saya tidak pernah benar-benar bercita-cita masuk ke dunia IT. Saat awal masuk kuliah, jurusan Teknik Informatika itu serasa pilihan karena keadaan, bukan pilihan dari hati,” ungkapnya.

Ia menambahkan ada banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari dorongan orang tua, peluang kerja, hingga sekadar ikut-ikut teman.

Awalnya Eko merasa asing, menurutnya Coding seperti bahasa dari planet lain. Debugging terasa seperti dihukum, dan tugas-tugas logika membuat kepalanya pusing. Dan merasa itu semua bukan dunianya, karena dibenaknya itu hanya Inging cepat lulus kuliah saja.

“Tapi hidup memang lucu, terkadang sesuatu yang kita anggap keterpaksaan. Justru bisa membuka jalan yang tidak pernah kita duga. Semuanya mulai berubah saat saya mengambil mata kuliah pengembangan web. Saat itu Dosen waktu memberi kami proyek sederhana untuk membuat website statis,” ujarnya.

“Meski awalnya saya kerjakan karena “ya harus”, tapi saat saya melihat hasil kerja saya tampil di browser meski masih jelek dan berantakan ada perasaan puas yang tidak bisa dijelaskan. Untuk pertama kalinya saya merasa: “Eh, ini keren juga ya. Dari situ saya mulai iseng belajar hal-hal di luar kelas. Saya nonton video tutorial, ikut webinar, bahkan coba-coba bikin project kecil sendiri. Dari sekadar utak-atik HTML dan CSS, saya belajar PHP, JavaScript, sampai database,” tambahnya.

Eko menyebut bahwa dari situ ia mulai sadar ternyata dirinya suka membangun sesuatu dari nol, dan juga suka memecahkan masalah. Serta sekaligus merasa senang melihat hasil kerjanya dipakai orang lain.

” Semakin ke sini, saya makin yakin bahwa mungkin memang awalnya saya “terpaksa” masuk dunia IT. Tapi passion itu tidak selalu harus datang sejak awal. Kadang passion justru lahir dari kebiasaan dan proses, bukan dari cinta pada pandangan pertama,” ungkapnya.

Menurut Eko, Kuliah di UNPAM justru memberinya banyak ruang untuk bereksplorasi.” Karena sistemnya fleksibel, dosen-dosen terbuka terhadap pertanyaan, dan banyak sumber pembelajaran yang bisa saya akses dari luar jam kuliah. Bahkan sekarang, saya mulai terlibat di beberapa proyek freelance kecil-kecilan. Tidak muluk-muluk, tapi cukup untuk belajar lebih banyak lagi langsung dari dunia nyata,” paparnya.

Tak hanya itu saja, Eko menuturkan dirinya juga aktif ikut komunitas IT di kampus. Karena dia sadar, belajar IT bukan sekadar teori. Tapi kita membutuhkan diskusi, kolaborasi, dan tantangan baru.

“Dari komunitas, saya belajar bahwa ternyata banyak mahasiswa lain yang juga awalnya merasa “tersesat” tapi akhirnya jatuh cinta pada dunia teknologi. Bagi teman teman yang merasa tidak yakin dengan jurusannya. Saat ini saya ingin bilang, tidak apa-apa kalau awalnya kamu tidak yakin. Tidak apa-apa juga kalau awalnya kamu merasa ini bukan jalanmu. Tapi jangan menutup pintu terlalu cepat.
Karena bisa jadi, hal yang kamu anggap sebagai ‘keterpaksaan’ hari ini, adalah jembatan menuju passionmu yang sesungguhnya,” kata Eko.

” Saya tidak bilang jalan ini mudah, namun Dunia IT itu penuh tantangan, terus berubah, dan menuntut kita untuk terus belajar. Tapi justru itu yang membuat saya tertantang dan semakin ingin terus berkembang. Dan sekarang saya bisa bilang dengan jujur, kalau saya bangga kuliah di UNPAM dan berkecimpung di dunia IT. Karena dari sinilah saya belajar bahwa terkadang, hal terbaik dalam hidup datang dari hal-hal yang awalnya tidak kita rencanakan,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *