
Serang, (BantenKita) — Peserta Keluhkan Event Korpri Run Anyer 2025 yang digelar akhir pekan lalu yang disebut membawa dampak ekonomi bagi kawasan wisata. Sekretaris Daerah Provinsi Banten Deden Apriandhi H dan Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah, mengatakan acara berjalan lancar dan okupansi hotel di daerah Anyer meningkat.
sedangkan di sisi lain keluhan dari peserta di media sosial mengalir deras di kolom komentar akun resmi penyelenggara, @korpribanten_official dan @summerfestfunrun.id. Sejumlah peserta mengungkapkan ketidaksiapan panitia, terutama dalam hal pembagian racepack, nomor BIB yang tidak sesuai, hingga kondisi lintasan yang tidak steril dari kendaraan umum.

Racepack Dibagikan Mendadak, BIB Tak Sesuai Email
Salah satu sorotan utama datang dari proses pembagian racepack yang dinilai tidak terorganisir. Beberapa peserta bahkan mengaku baru menerima perlengkapan lomba saat mendekati waktu start.
“Event nya kacau, mulai dari gak dapet email, waktu pembagian racepack nya kaga jelas, dapet racepack nya jam 11:30 gak lengkap lagi, udah mana ukuran jersey nya gak sesuai buat apaan milih size jersey,” tulis akun @rottensmell_.
“EVENT lari terburuk sepanjang sejarah, mulai dr pengambilan racepack yang nomor BIBnya beda ama no BIB yg udah diterima di email…” ujar akun @debibubebo.
Komentar-komentar tersebut diposting di salah satu unggahan akun penyelenggara, @korpribanten_official dan @summerfestfunrun.id.
Jalur Lomba Tidak Steril

Selain racepack, lintasan lomba juga menjadi keluhan. Peserta menyebut jalur lari masih dipenuhi kendaraan besar, bahkan tanpa kehadiran marshal yang mengarahkan.
“Jalanan gak steril parah, start ngaret,” kata @terry_febrianto.
“Mimin Korpri.. ini besok pagi sudah race, banyak yang ngumpul di lokasi start dan belum dapat racepack, jalan belum steril, flagoff belum jelas. Water station belum tau,” tulis @jeumaroeabang.
Komentar-komentar tersebut diposting di salah satu unggahan akun penyelenggara, @korpribanten_official dan @summerfestfunrun.id.
Korpri Run Anyer 2025 yang diikuti ribuan peserta dari berbagai kalangan memang berhasil menarik perhatian publik. Di satu sisi, acara ini dinilai membawa dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi lokal, terutama dengan meningkatnya okupansi hotel dan geliat UMKM di kawasan Anyer. Pemerintah Provinsi Banten serta Kabupaten Serang pun mengapresiasi keberhasilan penyelenggaraan dari sisi dampak ekonomi, promosi daerah, hingga kolaborasi antarpihak.
Namun di sisi lain, gelaran ini juga menuai kritik tajam dari peserta di media sosial, terutama terkait teknis pelaksanaan seperti pembagian racepack yang kacau, nomor BIB tidak sesuai, hingga lintasan yang tidak steril. Kritik ini mencerminkan harapan publik akan standar pelaksanaan yang lebih profesional, terlebih ketika membawa nama besar Korpri. Harapan ke depan, kegiatan serupa bisa tetap memberi manfaat ekonomi tanpa mengabaikan kualitas pelayanan dan keselamatan peserta.
Sebagai acara yang membawa nama besar Korpri dan diikuti ribuan peserta dari instansi pemerintah dan komunitas lari, penyelenggaraan Korpri Run diharapkan memiliki standar pelayanan yang lebih baik—baik dari sisi informasi, perlengkapan, hingga keselamatan peserta di lintasan. (Fzn)