Dirut Perum Bulog Sidak Pasar Guna Stabilitas Pasokan dan Cegah Beras Oplosan

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani sidak di sejumlah pasar di Kota Serang, Banten

Serang, (BantenKita) – Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, memastikan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah Banten, khususnya Kota Serang, berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan bebas dari praktik oplosan.

Hal itu disampaikan Rizal usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar dan outlet SPHP di Kota Serang pada Sabtu.

“Alhamdulillah semua beras SPHP sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penjualannya tidak boleh lebih dari dua pack, dan pemesanan oleh pengecer juga dibatasi maksimal dua ton melalui aplikasi Klik SPHP,” ujar Rizal.

Menurut Rizal, tingginya animo masyarakat terhadap beras SPHP disebabkan oleh harganya yang terjangkau, kualitasnya yang baik, dan rasanya yang enak.

“Rata-rata masyarakat bilang senang, apalagi kalau dibuat nasi goreng,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Rizal juga mengajak aparat kewilayahan seperti Babinsa, Babinkamtibmas, Danramil, dan Kapolsek untuk ikut menyosialisasikan keberadaan beras SPHP agar lebih mudah dijangkau masyarakat.

Ia bahkan menyarankan agar informasi penjualan beras SPHP disebarluaskan melalui grup WhatsApp aparat kewilayahan.

“Dengan cara ini, masyarakat tahu di mana lokasi SPHP terdekat. Bahkan bisa dilakukan operasi pasar saat Car Free Day. Sambil olahraga, sambil jualan beras,” ujarnya.

Rizal menegaskan bahwa penjualan beras SPHP harus mematuhi harga eceran tertinggi (HET), yakni maksimal Rp62.500 per kemasan lima kilogram. Selain itu, beras SPHP tidak boleh dijual lebih dari dua pack per orang, dan tidak boleh dioplos atau dikemas ulang.

“Setiap pedagang sudah menandatangani surat pernyataan. Kami cek di pasar, tidak ditemukan karung SPHP maupun Bulog yang dijual bebas. Ini penting agar tidak disalahgunakan,” tegas Rizal.

Dalam sidak tersebut, Bulog juga memeriksa warung-warung dan pasar karung di Kota Serang. Hasilnya, tidak ditemukan pelanggaran seperti yang pernah terjadi di wilayah lain.

“Tidak seperti di Pekanbaru atau Mataram yang pernah ditemukan menjual karung SPHP. Di Serang ini bagus, tertib,” kata Rizal.

Terkait isu beras oplosan atau pengurangan berat kemasan, Rizal memastikan hal itu tidak ditemukan dalam sidak di Serang. Bahkan, hasil penimbangan menunjukkan berat beras SPHP justru melebihi lima kilogram.

“Semua di atas lima kilo, ada yang 5,02 kg sampai 5,22 kg. Aman. Alhamdulillah di Serang ini luar biasa,” ujarnya.

Salah satu warga Kota Serang, Yanti, mengaku senang bisa mendapatkan beras dan minyak goreng dengan harga lebih murah melalui program SPHP.

“Harganya jauh lebih murah dibanding di warung. Tadi saya beli beras sama minyak goreng. Minyak goreng di sini Rp15.000, di warung Rp18.000. Beras biasanya Rp77.000, tapi di sini cuma Rp55.000. Kualitasnya juga jauh lebih bagus. Saya senang,” kata Yanti. (Weli)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *