
- Anggota DPR RI Komisi I, Rizki Aulia Rahman Natakusumah, menghadiri acara nonton bareng (nobar) film berjudul ‘Gak Nyangka‘ di Cinepolis, Mall of Serang, Kota Serang, Minggu (3/8)
Serang, (BantenKita) – Anggota DPR RI Komisi I, Rizki Aulia Rahman Natakusumah, menghadiri acara nonton bareng (nobar) film berjudul ‘Gak Nyangka‘ di Cinepolis, Mall of Serang, Kota Serang, Minggu (3/8). Rizki datang bersama sang istri, Cut Beby Tsabina, serta Wakil Gubernur Banten yang juga ayahnya, Achmad Dimyati Natakusumah.
Acara nobar turut dihadiri jajaran Partai Demokrat Banten, seperti Sekretaris DPD Demokrat Banten sekaligus Wakil Ketua DPRD Banten Eko Susilo, Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri Supriadi, dan para Ketua DPC Demokrat dari delapan Kabupaten/Kota di Banten.
Rizki menyebut, film ’Gak Nyangka’ adalah drama komedi karya sutradara Jeihan Angga yang mengangkat isu mahasiswa abadi dan perjuangan menyelesaikan studi. Film ini diproduksi oleh iBuzz Entertainment dengan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Aliya Rajasa sebagai Executive Producer.
“Film ini memberikan pesan moral yang kuat, tetapi dibalut dengan gaya komedi yang ringan dan menghibur. Banyak pelajaran yang bisa diambil, mulai dari nilai sosial, semangat kepemudaan, hingga dorongan untuk terus kreatif,” ujar Rizki.
Ia berharap film seperti ‘Gak Nyangka‘ dapat mendorong perkembangan sektor ekonomi kreatif, khususnya di Banten.
“Mudah-mudahan film ini semakin menggaungkan semangat ekonomi kreatif, kepemudaan, dan kreativitas, baik di Banten maupun secara nasional,” tambahnya.
Wakil Gubernur Banten, Achmad Dimyati Natakusumah, mengaku terkejut dengan alur cerita film yang menurutnya sangat relevan dan inspiratif, terutama bagi generasi muda.
“Film ‘Gak Nyangka’ ini memang lucu, tapi penuh makna. Bisa jadi hiburan bagi yang sedang stres, tapi juga membangun semangat. Ini film komedi yang memberikan pelajaran hidup,” ujar Dimyati.
Ia menyoroti pesan utama dalam film, yakni pentingnya sikap pantang menyerah. Hal itu tergambar dari perjuangan tokoh utama yang berkali-kali ditolak saat mengerjakan skripsi, namun tetap gigih hingga akhirnya meraih kesuksesan.
“Sampai 17 kali ditolak dosen, tapi karena terus mencoba, akhirnya berhasil. Ini jadi contoh bagaimana harapan dan semangat bisa terwujud kalau disertai kejujuran, kebaikan, dan keteladanan,” jelasnya.
Dimyati berharap film seperti ‘Gak Nyangka’ bisa menjadi inspirasi dan penyemangat, terutama bagi mahasiswa dan generasi muda di Banten. (Weli)