
Serang, (BantenKita) – Gubernur Banten Andra Soni menegaskan bahwa rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Banten terus meningkatkan pelayanan kesehatan, termasuk untuk penanganan penderita thalasemia.
Pernyataan tersebut disampaikan Andra Soni saat menerima kunjungan Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) Cabang Kota Tangerang Selatan, Selasa (5/8/2025) di Gedung Negara Provinsi Banten.
“Ibu-ibu orang tua penderita thalasemia menyampaikan aspirasi penanganan penderita thalasemia di Provinsi Banten,” kata Andra Soni.
Penanganan Terus Diperbaharui
Menurut Gubernur, penanganan thalasemia di Banten sudah berjalan dengan baik, namun tetap ada aspek yang perlu diperbaharui.
“Penderita thalasemia adalah pejuang kehidupan. Kita harus bisa bersama-sama membantu, termasuk melalui BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Selama ini, rumah sakit Pemprov Banten telah melakukan penanganan dan BPJS Kesehatan juga menanggung pembiayaan. Namun, ia menilai perlunya komunikasi lebih lanjut agar rumah sakit lain juga turut menangani penderita thalasemia.
Baca Juga: Bhayangkari Banten Gencarkan Program Gizi Cegah Stunting
Harapan Penderita Thalasemia
Ketua POPTI Cabang Kota Tangerang Selatan, Rahma Fari, menyampaikan terima kasih atas kesempatan menyampaikan aspirasi langsung kepada Gubernur.
Ia berharap ke depannya ada penambahan layanan, termasuk pemberian kelasi besi yang dikonsumsi seumur hidup oleh penderita thalasemia, namun saat ini belum dijamin BPJS di rumah sakit tipe B.
Jumlah Penderita Terus Meningkat
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, mengungkapkan bahwa jumlah penderita thalasemia di Provinsi Banten saat ini mencapai 835 orang dan terus meningkat.
Namun, dari total 135 rumah sakit di Banten, hanya 20 yang memberikan layanan thalasemia, dan hanya 14 yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Perlu Dukungan Semua Pihak
Ati menekankan pentingnya keterlibatan seluruh rumah sakit dalam penanganan dan pencegahan thalasemia.
“Cek kesehatan calon pengantin itu sangat penting. Jika keduanya pembawa sifat, anak berisiko menderita thalasemia mayor yang butuh transfusi darah seumur hidup,” jelasnya.
“Penderita thalasemia adalah pejuang kehidupan. Kita harus bisa bersama-sama membantu,” – Gubernur Banten Andra Soni
(Ril)