
Foto ilustrasi
Tangerang(Bantenkita)- Penyakit kardiovaskular, atau penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah, menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Data menunjukkan bahwa setiap tahun, lebih dari 20,5 juta nyawa melayang akibat kondisi ini. Salah satu kondisi kardiovaskular yang paling sering terjadi adalah Sindrom Koroner Akut (SKA).
Menurut dr. Akhmad Isna Nurudinulloh, Sp.JP, seorang Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari RS Sari Asih Bintaro, SKA adalah kondisi gawat darurat yang terjadi ketika aliran darah ke otot jantung tiba-tiba berkurang atau terhenti. Ini sering kali disebabkan oleh pecahnya plak lemak di dalam pembuluh darah koroner, yang kemudian memicu pembentukan bekuan darah.
Kenali Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) sering kali menjadi penyebab utama SKA. Ada dua jenis faktor risiko PJK yang perlu kita ketahui, yaitu:
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah
Ini adalah faktor-faktor yang berada di luar kendali kita:
• Umur: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
• Jenis Kelamin: Pria memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan wanita, terutama pada usia muda.
• Keturunan/Ras: Riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung dapat meningkatkan risiko Anda.
Faktor Risiko yang Dapat Diubah
Ini adalah faktor-faktor yang dapat kita kendalikan melalui perubahan gaya hidup:
• Merokok: Asap rokok merusak dinding pembuluh darah.
• Dislipidemia: Kadar kolesterol tidak normal.
• Hipertensi: Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.
• Diabetes Melitus: Kadar gula darah tinggi.
• Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup pasif.
• Berat Badan Lebih dan Obesitas: Kelebihan berat badan.
• Diet yang Tidak Sehat: Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam.
• Stres: Stres kronis dapat memengaruhi kesehatan jantung.
• Konsumsi Alkohol Berlebih: Berdampak buruk pada kesehatan jantung.
Gejala Angina pada SKA: Waspada Nyeri Dada!
Gejala utama SKA adalah angina, atau nyeri dada. Namun, perlu diingat bahwa gejala ini dapat bervariasi. Nyeri angina pada SKA biasanya ditandai dengan:
• Rasa tidak nyaman di dada: Sering digambarkan sebagai rasa sakit, nyeri, seperti tertimpa beban berat, atau sensasi terbakar di belakang tulang dada.
• Pemicu: Gejala ini sering dipicu oleh aktivitas fisik atau stres emosional, dan tidak hilang hanya dengan istirahat atau obat-obatan.
• Penyebaran nyeri: Nyeri bisa menjalar ke punggung, bahu, rahang, atau lengan, dan biasanya berlangsung lebih dari 20 menit.
• Gejala penyerta: Nyeri dada sering disertai rasa lemah, keringat dingin, rasa cemas, dan bahkan pingsan.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang mengalami nyeri dada khas ini. Beberapa orang, terutama wanita, lansia, dan penderita diabetes, mungkin hanya merasakan gejala seperti sesak napas, mual, atau kelelahan yang tidak wajar.
Menerapkan Pola Hidup Sehat: Prinsip ‘PATUH’
Untuk mengendalikan penyakit jantung koroner dan mencegah SKA, dr. Akhmad Isna Nurudinulloh menekankan pentingnya menerapkan pola hidup sehat dengan prinsip PATUH:
• Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter.
• Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
• Tetap diet dengan gizi seimbang.
• Upayakan aktivitas fisik dengan aman.
• Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.
“Dengan mengenali gejala, memahami faktor risiko, dan menerapkan gaya hidup sehat, kita dapat mengambil langkah proaktif untuk melindungi kesehatan jantung kita,” ujarnya.
Jangan ragu untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala SKA.(*)