
Kota Tangerang, (BantenKita) – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila yang digelar di Ballroom Mangkubumi Narita Hotel, Cipondoh, Kota Tangerang, Senin (29/9/2025).
Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP, Toto Purbiyanto menyampaikan bahwa pihaknya berupaya menginternalisasikan nilai Pancasila. Agar masyarakat tidak mudah terpecah akibat pengaruh hoaks maupun ideologi trans nasional.
“Kalau dasar setiap masyarakat punya filter, mereka tidak akan gampang terprovokasi oleh berita bohong. Karena itu, literasi menjadi kunci. Membaca sejarah dan memahami konteksnya bisa menjadi benteng dari pengaruh informasi yang menyesatkan,” jelas Toto.
Toto mengakui bahwa tantangan membumikan Pancasila di era digital tidaklah mudah, terutama karena anak muda lebih tertarik pada konten singkat.
“Kalau narasi panjang jarang dibaca, maka kami coba masuk lewat video, gambar, atau reels pendek. Nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan bisa kita sampaikan dalam bahasa visual yang dekat dengan keseharian mereka,” ujarnya.
Anggota Komisi XIII DPR RI, Marinus Gea, mengingatkan pentingnya menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila di tengah derasnya arus digitalisasi yang memengaruhi generasi muda.
Menurutnya, pembelajaran tentang Pancasila sebagai ideologi berbeda dengan masa lalu, ketika pendidikan Pancasila masih menjadi mata pelajaran pokok di sekolah.
Kini generasi muda lebih banyak terpapar media sosial yang justru sering abai pada nilai kebangsaan.“Kalau dulu anak-anak dari SD sampai SMA masih diajarkan Pancasila secara formal, sekarang banyak yang bahkan belum hafal sila-silanya. Akibatnya, rasa cinta tanah air semakin berkurang,” ujarnya.
Ia juga menyoroti budaya individualisme dan egoisme yang kian menonjol, sementara semangat gotong royong makin terkikis. Fenomena mudahnya penyebaran hoaks, ujaran kebencian, hingga konten provokatif di media sosial semakin mengancam persatuan bangsa.
“Kurangnya kepedulian sosial, misalnya kepada tetangga yang membutuhkan bantuan, menjadi tanda bahwa nilai Pancasila semakin jauh dari kehidupan generasi muda,” tambahnya
Dalam kesempatan yang sama, Marinus menegaskan bahwa keluarga memiliki peran utama dalam membumikan Pancasila. “Penanaman nilai Pancasila harus dimulai dari rumah. Keluarga adalah fondasi agar anak-anak tumbuh dengan karakter kebangsaan yang kuat,” katanya.

Sementara Dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Ahmad Chumaedy, turut menyambut baik penyelenggaraan acara ini. Ia menilai kegiatan sosialisasi kebangsaan seperti ini perlu diperluas agar dapat meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat.
“BPIP luar biasa, karena masyarakat kita yang heterogen memang membutuhkan asupan ‘vitamin’ nilai-nilai Pancasila. Dengan begitu, pondasi kebangsaan kita akan semakin kuat, ibarat tubuh yang sehat karena mendapat asupan protein yang baik. Harapannya, nilai-nilai Pancasila terus tumbuh dan berkembang,” ujarnya.
Acara Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila ini diharapkan mampu melahirkan agen-agen kebajikan di masyarakat, khususnya dari kalangan muda, untuk menjaga persatuan bangsa di era globalisasi dan digitalisasi. Dalam acara juga dilakukan dialog interaktif dengan moderator dari UMT yakni Toddy Aditya. Acara diikuti kurang lebih 300 peserta. (Sam)