
Keterangan Foto : Istimewa
Tangerang(Bantenkita)- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengonfirmasi bahwa suhu maksimum di beberapa wilayah Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, didukung oleh minimnya tutupan awan dan peningkatan radiasi matahari.
Kondisi cuaca terik yang persisten ini tentu menjadi tantangan besar bagi kesehatan kulit masyarakat. Kombinasi suhu tinggi, kelembapan, dan paparan sinar ultraviolet (UV) yang intens dapat memicu beragam masalah dermatologis, mulai dari yang ringan hingga yang memerlukan penanganan serius.
Berikut adalah penjelasan dari Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, RS Sari Asih Ciputat, dr. Bimo Aryo Tejo, Sp.DVE, untuk memahami lebih lanjut kemungkinan penyakit kulit yang patut diwaspadai sehingga bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Mengapa Kulit Rentan di Cuaca Panas?
Menurut dr. Bimo Aryo Tejo, Sp.DVE, peningkatan suhu memicu mekanisme pertahanan alami tubuh untuk mengatur suhu, yaitu dengan memproduksi keringat.
“Saat cuaca terik, tubuh secara otomatis meningkatkan produksi keringat untuk menjaga suhu inti tubuh. Sayangnya, keringat berlebihan, ditambah dengan kotoran dan polusi, seringkali menyumbat pori-pori. Selain itu, paparan sinar UV yang tidak terproteksi adalah ancaman utama yang dapat merusak struktur sel kulit secara permanen,” jelas dr. Bimo.
Kondisi inilah yang melahirkan beberapa masalah kulit khas musim panas.
5 Penyakit Kulit Utama Saat Cuaca Terik
Berikut adalah lima masalah kulit paling umum yang perlu diwaspadai:
- Biang Keringat (Miliaria)
Ini adalah keluhan paling sering. Biang keringat terjadi ketika saluran keringat tersumbat, menyebabkan keringat terperangkap di bawah kulit dan memicu peradangan.
• Gejala: Muncul bintik bintik kecil bening seperti tetesan air hingga bintik merah, bisa terasa gatal, dan perih menyengat (prickly heat).
• Area Rentan: Dahi, leher, dada, punggung, dan area yang tertutup pakaian ketat.
- Kulit Terbakar Matahari (Sunburn)
Paparan sinar matahari terutama sinar ultraviolet yang berlebihan pada rentang waktu terik (pukul 10.00-16.00) merusak DNA sel kulit dan menyebabkan peradangan akut.
• Gejala: Kulit memerah, terasa sangat panas dan nyeri, bengkak, dan pada kasus parah dapat menimbulkan lepuhan.
• Risiko Jangka Panjang: Paparan ultraviolet dari sinar matahari berulang sangat meningkatkan risiko penuaan dini (photoaging), flek hitam (solar lentigines), hingga kanker kulit.
- Infeksi Jamur
Kelembapan tinggi dan tubuh yang sering basah karena keringat menjadi “surga” bagi jamur.
• Jenis Umum: Kurap (Tinea corporis), Kutu air (Tinea pedis), dan Panu (Tinea versicolor).
• Pencegahan Kunci: dr. Bimo menekankan pentingnya menjaga area lipatan tubuh tetap kering. “Segera keringkan tubuh dengan handuk bersih setelah berkeringat atau mandi. Pastikan area lipatan paha, ketiak, dan sela jari kaki tidak lembap,” saran dr. Bimo.
- Jerawat (Acne)
Keringat dan minyak berlebih bercampur dengan sel kulit mati dan kotoran. Campuran ini menyumbat pori-pori, menciptakan lingkungan yang subur bagi bakteri penyebab jerawat (P. acnes).
• Tips Perawatan: Bersihkan wajah secara rutin, dan gunakan produk perawatan yang berlabel non-komedogenik atau berbasis air (water-based) agar tidak memperparah sumbatan pori. Tapi proses membersihkan wajah juga jangan terlalu berlebihan sehingga mengganggu barrier kulit yang justru juga bisa memicu timbulnya acne.
- Kulit Kering dan Dehidrasi Kulit
Meskipun berkeringat, kulit bisa menjadi kering jika cairan tubuh tidak terpenuhi. Dehidrasi kulit membuatnya kehilangan elastisitas, terasa kencang, dan rentan terhadap iritasi.
• Penting: Kulit dehidrasi menjadi factor risiko timbulnya eksim (dermatitis) bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.
Tips Perlindungan Kulit Praktis dari dr. Bimo Aryo Tejo, Sp.DVE
Untuk melindungi kulit Anda di tengah cuaca terik, dr. Bimo Aryo Tejo memberikan tiga langkah pencegahan wajib:
- Re-aplikasi Tabir Surya Adalah Kunci: Gunakan tabir surya (sunscreen) dengan SPF minimal 30 setiap hari, bahkan saat cuaca mendung atau Anda berada di dalam ruangan. “Aplikasikan kembali (re-apply) setiap 2-3 jam sekali, terutama setelah berkeringat banyak atau berenang,” tegas dr. Bimo.
- Pilih Pakaian yang Tepat: Kenakan pakaian berbahan longgar, ringan, dan mudah menyerap keringat seperti katun. Hindari pakaian berwarna gelap karena cenderung menyerap panas lebih banyak. Gunakan topi lebar dan kacamata hitam untuk perlindungan ekstra.
- Jaga Hidrasi dari Dalam: Minum air putih yang cukup (minimal 8 gelas sehari atau 2-3 liter) tanpa menunggu rasa haus. Hidrasi yang baik tidak hanya mencegah heat stroke, tetapi juga menjaga kelembapan dan fungsi lapisan pelindung kulit.
Jika Anda mengalami ruam yang parah, nyeri, melepuh, atau masalah kulit yang tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di fasilitas kesehatan terdekat.