Jangan Anggap Remeh Ancaman Senyap Diabetes Tipe 2 dan Obesitas pada Remaja

Keterangan Foto Ilustrasi Istimewa

Tangerang(Bantenkita)- Tingginya angka obesitas pada remaja telah membuka pintu bagi penyakit yang sebelumnya identik dengan orang dewasa: Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2). Fenomena ini bukan lagi ancaman di masa depan, melainkan krisis kesehatan yang sedang terjadi saat ini.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Sari Asih Sangiang, dr. H. Ahmad Mekkah, Sp.PD, M.Sc, M.Kes, menjelaskan lebih dalam mengenai kaitan antara obesitas dan peningkatan kasus diabetes pada usia muda.

Obesitas: Pemicu Utama Diabetes Tipe 2 Remaja

Menurut dr. Ahmad Mekkah, kenaikan kasus DMT2 pada remaja adalah cerminan dari epidemi obesitas.
“Obesitas, terutama obesitas sentral (penumpukan lemak di perut), adalah faktor risiko paling signifikan,” jelas beliau.

Hubungan antara obesitas dan diabetes bukan kebetulan.

Secara medis, obesitas terutama obesitas sentral atau penumpukan lemak di perut menyebabkan gangguan kerja insulin di dalam tubuh, dr. Ahmad Mekkah menjelaskan prosesnya sebagai berikut:

  1. Resistensi Insulin

Lemak di tubuh, terutama di area perut, bukan sekadar cadangan energi. Lemak ini aktif secara metabolik dan menghasilkan zat peradangan (seperti TNF-α dan IL-6) yang menghambat kerja insulin. Akibatnya, sel-sel tubuh menjadi “kebal” terhadap insulin, sehingga glukosa (gula darah) tidak dapat masuk ke dalam sel.

  1. Pankreas Bekerja Terlalu Keras

Karena insulin tidak bekerja efektif, pankreas dipaksa memproduksi insulin dalam jumlah besar untuk menurunkan gula darah. Lama-kelamaan, sel-sel pankreas kelelahan dan mulai rusak. Inilah awal mula diabetes tipe 2.

  1. Peradangan Kronis dan Lemak di Organ Dalam

Lemak visceral (lemak di sekitar organ seperti hati dan usus) menyebabkan peradangan tingkat rendah yang kronis, yang memperparah resistensi insulin dan membuat hati justru memproduksi lebih banyak gula.

Dokter Mekkah menekankan, jika tidak ditangani sejak dini, remaja dengan DMT2 berisiko tinggi mengalami komplikasi serius, seperti penyakit jantung, kerusakan ginjal, dan masalah saraf, di usia dewasa muda.

Gejala yang Sering Terlewatkan pada Remaja

DMT2 pada remaja seringkali berkembang secara perlahan dan gejalanya dapat tersamarkan. Orang tua dan remaja perlu mewaspadai tanda-tanda berikut:

• Sering buang air kecil (terutama di malam hari).
• Meningkatnya rasa haus dan lapar.
• Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas (meski tampak kegemukan).
• Area kulit menjadi lebih gelap (hitam) dan tebal, biasanya di leher, ketiak, atau selangkangan (Acanthosis Nigricans).
• Luka yang sulit sembuh.
• Cepat merasa lelah.

Solusi Jitu: Intervensi Gaya Hidup adalah Kunci

Pencegahan dan penanganan DMT2 dan obesitas pada remaja berpusat pada perubahan gaya hidup. dr. Ahmad Mekkah, Sp.PD memberikan panduan utama:

1. Perbaiki Pola Makan

• Jauhi Minuman Manis: “Minuman berpemanis buatan dan minuman kemasan adalah kontributor terbesar. Hindari atau batasi konsumsi minuman bersoda, teh manis kemasan, dan jus dengan gula tambahan,” saran dr. Mekkah.
• Perbanyak Serat: Tingkatkan asupan sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh.
• Batasi Junk Food: Kurangi makanan cepat saji dan makanan olahan yang tinggi lemak trans dan gula tersembunyi.

2. Aktif Bergerak (Lebih dari Olahraga)

Aktivitas fisik sangat krusial. Remaja dianjurkan untuk beraktivitas fisik intensitas sedang hingga berat minimal 60 menit setiap hari.

“Ajak anak remaja bergerak. Tidak harus selalu olahraga formal, bisa berupa bersepeda, jalan kaki santai, atau mengurangi waktu bermain gadget dan TV,” ujar dr. Mekkah. Karena menurutnya, aktivitas fisik membantu sel-sel tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin.

3. Deteksi Dini dan Konsultasi

Jika remaja Anda memiliki riwayat keluarga diabetes atau sudah mengalami obesitas, melakukan pengecekan gula darah rutin adalah langkah preventif yang bijak.

Diabetes Tipe 2 pada remaja adalah kondisi serius yang dapat dicegah. Deteksi dini dan komitmen terhadap perubahan gaya hidup—terutama mengontrol berat badan ideal—adalah pertahanan terbaik kita. Jangan tunggu sampai terlambat. Konsultasikan kondisi kesehatan remaja Anda dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Sari Asih Sangiang atau fasilitas kesehatan terdekat.(dt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *