Kepala Jasa Raharja Cabang Banten Dodi Apriansyah

Serang, (BantenKita) – Pandemi COVID-19 yang masih mewabah di Indonesia, khususnya di Banten, salah satu faktor menurunnya jumlah klaim santunan yang diberikan kepada korban kecelakaan lalu lintas yang dikelola Jasa Raharja pada tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Jasa Raharja Cabang Banten Dodi Apriansyah di Serang, Kamis (17/12), menyebutkan klaim santunan kecelakaan lalu lintas pada 2020 hingga November tercatat Rp65,074 miliar, turun 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya (1999) yang mencapai Rp71,484 miliar.

Menurut Dodi, COVID-19 yang masih meningkat di wilayah Tangerang Raya, bahkan masih berada di zona merah, dan juga di kota dan kabupaten Serang, telah mengurangi keinginan masyarakat bepergian baik menggunakan transportasi bus atau kereta api, maupun kendaraan pribadi seperti mobil atau sepeda motor.

Menurunnya jumlah arus lalulintas kendaraan di jalan raya secara langsung juga berpengaruh menurunnya jumlah kasus kecelakaan lalu lintas, baik yang mengalami luka-luka maupun sampai meninggal dunia, sehingga klaim santunan juga ikut turun, kata Dodi. 

Dodi menyebutkan bahwa selama tahun 2020 sampai November, kasus kecelakaan lalulintas masih didominasi kecelakaan di darat dibandingkan di laut atau udara.

Santunan yang diberikan sebanyak Rp65,074 miliar tersebut, diperuntukkan bagi korban meninggal dunia sebesar Rp43,2 miliar, korban luka-luka Rp20,833 miliar, korban cacat tetap Rp350,25 juta, biaya penguburan Rp32 juta, ambulans Rp8,797 juta dan biaya P3K Rp650,09 juta. 

Sedangkan untuk pembayaran klaim santunan pada tahun 2019 senilai Rp71,484 miliar lalu rinciannya yakni, meninggal dunia  Rp49,356 miliar, korban luka-luka Rp20,536 miliar, korban cacat tetap  Rp741,25 juta, biaya penguburan Rp64 juta, ambulans Rp5,485 juta dan biaya P3K Rp781,764 juta.

“Mudah-mudah kesadaran masyarakat atas keselamatan jiwanya dalam berlalulintas terus meningkat, sehingga angka kecelakaan di Banten dapat terus ditekan. Sebab, kecelakaan lalulintas yang terjadi dominannya karena human eror. Tidak mau pakai helm, tidak menaati rambu-rambu lalulintas dan arogan di jalan raya,” katanya. (Rid)