
Cilegon, (BantenKita) – Kampus Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon menyelenggarakan wisuda secara luring (Tatap muka) dimasa pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat yang dibagi enam sesi dalam dua hari 22 hingga 23 Desember 2020.
Prosesi sidang senat terbuka yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna Al-Khairiyah itu hanya diisi oleh wisudawan, panitia dan tamu undangan. Semuanya diwajibkan mengikuti protokol kesehatan dengan mencuci tangan, cek suhu dan mengenakan masker, tempat duduk pun disusun berjarak.
Ketua Panitia Wisuda Yayasan Al-Khairiyah Citangkil, Dr Tata Rustandi mengatakan wisuda sebagai momentum sakral bagi mahasiswa yang sudah menyelesaikan kuliah, jadi tetap dilaksanakan sesuai keinginan wisudawan dengan cara yang berbeda sesuai protokol kesehatan yang ketat.
“Kegiatan kita bagi menjadi enam sesi, dimana setiap sesi tidak lebih dikuti oleh 50 orang. Prosesesi acara pun dilaksanakan dengan cepat. Sementara yang mengantar wisudawan cukup dua orang, yaitu orang tua, suami atau istri dan hanya bisa melihat dari layar LED di luar gedung,” kata Tata.
Disebutkan Tata, wisuda tahun ini diikuti oleh wisudawan yang terdiri dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi berjumah 149 orang, Sekolah Tinggi Ilmu Komputer berjumlah 44 orang dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiah berjumlah 87 orang.
Ketua Yayasan Al-Khairiyah Citangkil, Haji Ali Mujahidin berpesan, sarjana sebagai awal menjalani kehidupan yang nyata, penuh dengan tantantang dan ujian kehidupan. Diharapkan para sarjana bisa mengaplikasikan keilmuan di masyarakat dengan tetap mengedepankan adab dan asas manfaat.
“Oleh karena itu, kami berpesan jangan puas jadi sarjana saja, tapi berjuanglah, bekerja keraslah untuk mengembangkan pendidikan dan kemampuan dalam menjawab tantangan kebutuhan zaman, yaitu revolusi industri 4.0,” kata Haji Mumu dalam sambutannya.
Haji Mumu menjelaskan, dalam Al-Quran tidak menyebutkan ada orang yang pinter, kuat dan hebat, tapi di dalamnya disebutkan ada orang muflihun, yaitu orang yang beruntung. Maka Jadilah sarjana yang bersyukur dan bertaqwa, hormati guru, dosen, dan jangan menyakiti hati orang tua kalian. Insyallah menjadi sarjana yang muflihun.
“Tahun ini menjadi momen wisuda terakhir bagi STIE dan STIKom Al-khairiyah, Insya Allah dimudahkan jalannya menuju Universitas Al-Khairiyah yang bisa memberi banyak manfaat untuk perkembangan pendidikan,” kata Haji Mumu. (Sus/Ant)