
Serang, (BantenKita) – Pada tahun 2021 ini Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menerapkan sistem perkuliahan hybrid, atau campuran secara daring dan luring, akibat dampak masih tingginya pandemi COVID-19.
“Untirta membuat kebijakan akan melakukan sistem pembelajaran secara daring dan luring dengan lebih dominan daring, mengingat COVID-19 masih tinggi di Kota Serang,” kata Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ( Untirta) Prof Dr H Fatah Sulaiman, MT di Serang, Kamis (28/1/2021).
Rektor mengatakan meskipun ada kesepakatan yang dibuat empat menteri bahwa tahun ini
sistem pembelajaran bisa secara offline atau tatap muka, namun pihaknya belum berani menerapkan karena penularan COVID-19 di Kota Serang cenderung meningkat.
“Kami lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan mahasiswa. Karena sistem Hybrid lebih tepat dengan komposisi daring 90 persen dan 10 persennya luring, terutama bagi fakultas yang membutuhkan harus hadir di kampus seperti fakultas yang mata kuliahnya berhubungan dengan laboratorium seperti sebagian fakultas teknik dan fakultas pertanian,” kata Rektor seraya menambahkan tetap berkoordinasi dengan petugas COVID-19.
Ia mengatakan sistem ini akan dimulai pada semester genap ini, dan mahasiswa pada umumnya menikmati sistem daring tersebut.
“Teknologi informasi ini sudah menjadi kebutuhan, seperti kebutuhan terhadap makanan pokok. Jadi sudah harus dialokasikan oleh masing-masing individu, terlepas dari kebutuhan buat apa, apalagi untuk kebutuhan belajar,” kata Rektor.
Menyinggung tentang tambahan biaya yang harus dikeluarkan mahasiswa karena harus membeli pulsa internet, ia mengatakan bahwa pemerintah menyediakan pulsa gratis walaupun besarannya belum bisa memenuhi untuk keperluan keseluruhan. “Paling tidak untuk kegiatan virtual setiap mengikuti mata pelajaran bisa terpenuhi,” katanya.
Menyinggung tentang kelebihan dan kekurangan dengan sistem daring dibandingkan dengan tatap muka, Rektor mengatakan plus minusnya tentu ada, artinya kreativitas inovasi pendidik dan staf pendidik disepakati dengan kondisi sekarang ini.
“Ada juga skenario-skenario teknis untuk didisain untuk penguatan karakternya, berarti ada pendidikan karakter, juga melatih kejujuran. dan secara online atau virtual kan masih bisa terlihat wajahnya,” kata Rektor Fatah Sulaiman. (Rid)