Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengapresiasi upaya dan langkah yang telah dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten dalam kerangka pengendalian inflasi dan pengembangan ekonomi, khususnya di Kabupaten Lebak.

Iti juga menyambut baik berbagai program terkait pengendalian harga dan pengembangan ekonomi yang akan dilakukan BI Banten.

Bupati menyampaikan itu saat menghadiri kegiatan “High Level Meeting” yang diselenggarakan BI Banten di Pendopo Bupati Lebak, Rabu (31/3/2021).

Beberapa hal yang akan disinergikan kedepan, mencakup sektor Pertanian, Pariwisata, Pengembangan UMKM, dan sektor ekonomi digital. Secara khusus pada sektor pertanian, diperlukan program terobosan seperti Program Tani Millenialsya itu dengan melibatkan generasi muda untuk secara aktif mendorong optimalisasi lahan pertanian sekaligus memberikan kesempatan pada mereka untuk berkontribusi nyata di sektor pertanian.

Dukungan pelatihan peningkatan kapasitas, penyediaan lahan dan off taker juga diperlukan untuk melengkapi program yang melibatkan generasi muda.

Baik Bank Indonesia maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak mempunyai pandangan yang sama, bahwa berbagai langkah koordinasi maupun sinergitas antar pemangku kepentingan dan pelaku ekonomi tersebut tentu diharapkan terus terjalin demi mendorong bangkitnya perekonomian baik di tingkat daerah maupun regional,guna mendukung pemulihan ekonomi daerah dan nasional yang berkesinambungan.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Erwin Soeriadimadja menjelaskan bahwa saresehan dimaksud dilakukan sebagai bentuk komitmen seluruh Tim Pengendalian Inflasi Daerah dalam rangka tracking roadmap dan penentuan langkah kedepan dalam menjaga stabilitas komoditas pangan strategis, serta sinergitas program pengembangan ekonomi yang dilakukan Bank Indonesia dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak.

Erwin menyampaikan perbaikan kondisi ekonomi Provinsi Banten secara gradual, didukung oleh berbagai indikator ekonomi, yakni tingkat inflasi yang stabil, stabilitas sistem keuangan yang terjaga, serta sistem pembayaran yang handal.

Adapun upaya pengendalian inflasi dilakukan dengan 4K yaitu empat pilar yang mencakup keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. “sektor pertanian terbukti sebagai sektor yang resilien dan dapat didorong untuk pengendalian inflasi guna mencapai ketahanan pangan,” katanya.

Selain penguatan dari sisi ketahanan pangan, Erwin juga menyampaikan pentingnya dukungan penguatan ekosistem ekonomi dan keuangan digital dengan tiga hal yaitu; meningkatkan adopsi teknologi dan digital, mendorong peran serta pesantren dan UMKM go digital, sektor pariwisata go digital.

Mendorong UMKM go digital dengan cara kegiatan business matching serta meningkatkan akses ke pasar domestik dan luar negeri. Untuk sektor pariwisata dilakukan melalui optimalisasi destinasi wisata unggulan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan serta mendorong pengembangan aspek Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, Pelaku dan Promosi (3A dan 2P).

Erwin juga menyampaikan beberapa program yang telah diinisiasi BI Banten dalam mendukung ketahanan pangan hingga kemandirian pesantren. Antara lain pengembangan Klaster ketahanan pangan dengan komoditas padi bagi Gapoktan Suka Bungah di Cibadak, Local Economic Development KUB Mitra Mandala dengan produknya gula semut yang telah mampu ekspor, serta KUB Bina Niaga dengan produknya sale pisang.

Selain itu, dalam upaya mendorong kemandirian pesantren, BI Banten turut memberdayakan beberapa pesantren, antara lain Pondok Pesantren Modern (PPM) Daarun Naim dengan produk shampoo dan sabun serta Pondok Pesantren Modern Manahijussadat dengan produk unggulan air minum kemasan.

Kedepan, BI berencana melakukan pengembangan kapasitas kemandirian pesantren melalui pelatihan tenun lebak bagi santri serta masyarakat sekitar Pondok Pesantren Al-Washliyah. (Rid/Ril)