
Serang, (BantenKita) – Mendapat suntikan dana dari Penawaran Umum Terbatas VII (PUT VII) melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebesar Rp618 miliar, Bank Banten siap merangkul seluruh Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) se-Banten.
Dari penambahan modal sebesar itu PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk dapat meningkatkan kinerja perseroan yang rencananya digunakan untuk mengembangkan bisnis perseroan, khususnya untuk penyaluran kredit sekitar 65 persen, serta penguatan struktur keuangan perseroan sebesar 35 persen, kata Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin, belum lama ini.
Bank dengan kode saham BEKS ini sejak dinyatakan bank sehat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Banten sebagai pemilik saham mayoritas, terus mendapatkan kepercayaan dari investor, bahkan pengelola RKUD mulai mempercayai bank milik warga Banten untuk diajak kerjasama.
Salah satu RKUD yang sudah memindahkan pengelolaannya adalah Pemerintah Provinsi Banten sebagai Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT) Bank Banten, dan diharapkan pemerintah kota dan kabupaten mengikui jejak pemerintah provinsi.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Banten Rina Dewiyanti mengatakan, Pemprov Banten telah secara resmi menunjuk Bank Banten sebagai pengelola RKUD, yang dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur Banten Nomor 580/Kep.126-huk/2021 tanggal 28 Mei 2021 tentang Penunjukan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk Cabang Khusus Serang Sebagai Tempat Penyimpanan Uang Milik Pemerintah Provinsi Banten.
Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin mengatakan pihaknya telah menemui beberapa kepala Pemerintah Kabupaten dan Kota, serta DPRD yang meresponi positif bila pengelolaan RKUD dipindahkan ke Bank Banten, seperti Walikota Serang, Ketua DPRD Kota Serang dan Ketua DPRD Kota Tangerang Selatan.
Bila terwujud seluruh pemerintah kabupaten/kota memindahkan pengelolaan RKUD-nya ke Bank Banten, maka bank yang tidak lagi menginduk ke PT Banten Global Development (BGD) ini tinggal meningkatkan kualitas layanan dengan mewujudkan layanan digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah serta mewujudkan ekosistem keuangan daerah berbasis layanan perbankan digital.
Akselerasi digitalisasi perbankan ini tentunya akan mendorong performa Perseroan sekaligus menempatkan Bank Banten sebagai lokomotif penggerak pertumbuhan perekonomian daerah.
Syabaruddin mengharapkan tambahan modal ini bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi wilayah, khususnya bagi para petani dan pelaku UMKM, serta bagi pelaku industri dan manufaktur serta pabrik.
“Apalagi Cilegon dan Tangerang memiliki potensi besar secara aspek industri, juga ekonomi Kabupaten Serang, UMKM, pertanian dan perikanannya,” katanya. (Rid)