Tangerang, (BantenKita) – Menjadi supir ambulance bukan profesi yang kaleng-kaleng. Banyak yang harus dikuasai dengan sangat baik untuk membawa mobil prioritas tinggi ini.

Selain harus jago nyetir, sopir ambulance juga harus memiliki pengetahuan tentang kondisi pasien yang dibawanya serta peralatan medis yang berada di dalamnya.

Terkait pentingnya kontribusi sopir ambulance terhadap keselamatan pasien yang dibawa, RS Sari Asih Serang bersama Tim SAR Banten, IOF Indonesia (Federasi Off Road) dan Pro EM Imanicare mengadakan pelatihan khusus terhadap para supir ambulance, beberapa waktu lalu.

“Pelatihan dilaksanakan selama dua hari yang terbagi dua sesi, secara online dan offline. Para peserta yang mendapat pelatihan berasal dari driver rumah sakit, ambulance klinik, ambulance sosial, yayasan sosial juga mahasiswa,” ujar Dokter Umum RS Sari Asih Serang dr Laras Alditsa Surya Kusumaningat, selaku Ketua Panitia Pelatihan Supir Ambulance.

Pada pelatihan ini, para supir ambulance dibekali pengetahuan bagaimana mengendarai mobil dengan cepat namun aman. Tidak asal membunyikan sirine sehingga bisa membedakan dengan sirine mobil pemadam kebakaran dan sirine lainnya.

“Mereka juga perlu faham dengan rambu-rambu lalu lintas. Tidak asal cepat, tapi tetap memperhatikan rambu-rambu agar tidak menambah korban,” terangnya.

Menurutnya, supir ambulance adalah individu yang bukan teknis dalam medis tapi terlatih. Melihat substansinya yang penting, para supir ambulance haruslah individu yang  faham dengan peralatan medis yang terdapat di dalam kendaraanya.

Pelatihan yang didampingi oleh para dokter dan ahli ini sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya driver ambulans bagamana cara yang aman dalam berkendara ambulance, dan penanganan pasien sebagai awam terlatih saat membawa pasien ke tempat tujuan.

Dalam pelatihan tersebut, para supir pun turut dibekali pelatihan Bantuan Hidup Dasar untuk awam agar dapat memberikan penanganan awal jika terjadi kondisi darurat saat membawa pasien ke tempat rujukan.

“Melihat kondisi pasien, membawa pasien dengan aman setelah kita yakin dalam kondisi aman, membawa pasien menggunakan flat bone kemudian dipindah ke bed ambulans dengan kepala terlebih dahulu, pasien diamankan dengan sabuk bed agar tidak jatuh terguling, serta menggunakan oksigen yg sesuai kebutuhan pasien tergantung dari saturasi oksigen pasien,” lanjutnya. Jadi, profesi supir ambulance itu bukan tugas yang mudah yah, selain jago nyetir, mereka juga dituntut punya pengetahuan dan skill tambahan untuk mendukung pekerjaannya, terlebih agar pasien dan tim medis yang dibawa merasa aman dan nyaman cepat sampai tujuan.(Adit)

By Aditya