Jakarta, (BantenKita) – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi nasional Tahun 2022 tumbuh 4,7 – 5,5 year-on-year (YoY) dan Ekonomi Banten tumbuh 5,0 – 5,5 (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi nasional sebesar itu didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat, serta meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi, kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) secara hybrid dipusatkan di Kantor Pusat BI Jakarta dan direlay secara langsung oleh seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Rabu (24/11/2021).

PTBI yang digelar Bank Indonesia dengan tema “Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi” memuta tiga kegiatan utama yakni penyampaian arah strategi kebijakan Bank Indonesia ke pan oleh Gubernur Bank Indonesia, penyampaian arahan Presiden Republik Indonesia, dan penganugerahan BI Awards kepada Mitra Strategis sebagai bentuk apresiasi BI atas kerjasama dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas BI setiap tahunnya.

Ia menyampaikan penguatan sinergi dan inovasi ditujukan untuk menciptakan imunitas masal dari pandemi Covid-19 dan pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka pendek melalui kebijakan peningkatan permintaan, serta memperkuat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah melalui kebijakan reformasi struktural.

Respons bauran kebijakan BI yang bersinergi dengan kebijakan ekonomi nasional akan terus mengawal perekonomian pada tahun 2022. Inflasi rendah dan terkendali pada sasaran 3-1Y6 pada tahun 2022, didukung oleh kenaikan kapasitas produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat di dalam perekonomian.

Sementara itu Presiden RI Joko Widodo menyampaikann apresiasi atas sinergi dan komunikasi yang terjalin intens dan baik diantara jajaran otoritas, baik antara BI, OJK, LPS, dan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan.

“Hal ini menjadi kunci dalam mengelola dampak varian delta Covid-19 terhadap perekonomian nasional di 2021, sehingga setiap permasalahan kecil dapat terselesaikan,” kata Presiden.

Ke depan, Presiden RI juga mendorong untuk dikembangkannya ekonomi hijau dan memperkuat digitalisasi ekonomi, khususnya UMKM.

Ekonomi Banten Tumbuh Positif

Rangkaian PTBI Nasional diikuti dengan rangkaian kegiatan yang sama di Kantor Perwakilan BI (KPw BI) di seluruh Indonesia, termasuk KPw BI Provinsi Banten.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Banten, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan bahwa momentum penguatan ekonomi Banten telah muncul sejak triwulan II 2021, ditandai dengan pertumbuhan positif untuk pertama kalinya sebesar 8,9 (year-on-year) dan dilanjutkan pada triwulan III 2021 sebesar 4,6 (YoY).

Sejalan dengan arah dan prakiraan pertumbuhan ekonomi nasional, diprediksikan pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada 2022 berada di kisaran 5,0-5,5 (YoY). Sinergitas dan soliditas berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci agar ekonomi Propinsi Banten dapat melompat lebih tinggi lagi.

Untuk mencapai cita-cita pemulihan ekonomi pada tahun 2022, Erwin mencatat setidaknya terdapat 4 kunci pertumbuhan yang perlu diakselerasi secara konsisten, yaitu memanfaatkan momentum productivity gain, digital transformation and innovation di seluruh aspek, penguatan dukungan investasi: dan mendorong peningkatan kompetensi SDM dan penguatan link and match sektor pendidikan dengan sektor industri. Potensi pertumbuhan perekonomian tersebut harus didukung dengan kebijakan daerah, penyempurnaan regulasi yang menghambat, dan penguatan ekosistem inovasi yang kondusif.

Selanjutnya pada arahan Gubernur Banten, Dr. H. Wahidin Halim, MSi yang dibacakan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, H. Babar Suharso, ST. M.Si disampaikan berbagai program telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk mendorong pemulihan ekonomi, termasuk penanganan Covid-19 dan vaksinasi. Pemerintah juga memberikan perhatian penuh terhadap pemulihan daya beli masyarakat dan perbaikan dunia usaha melalui berbagai upaya seperti program jaminan pinjaman, insentif usaha dan investasi bagi pariwisata industri, dan UMKM. (Rid/Ril)