Lebak, (BantenKita) – Pemerintah Kabupaten Lebak dan Kantor Perwakilan Bank lndonesia Provinsi Banten terus mendorong pemulihan ekonomi dari berbagai sektor, termasuk melalui sektor ekonomi yang bersifat tradisional.

Dengan sinergi program Pasar SIAP (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) QRIS yang merupakan sinergi dengan Kementerian Perdagangan, Kantor Perwakilan Bank lndonesia Provinsi Banten juga bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Lebak untuk mengadakan Pasar Jawara. Pasar SIAP QRIS merupakan wujud perluasan akseptasi dan fasilitasi penggunaan QRIS hingga di pasar dan pusat perbelanjaan. Rangkaian kegiatan Pasar Jawara bertujuan untuk mendorong pembangunan infrastruktur digital di ekosistem pasar, antara lain transaksi jual-beli, retribusi, logistik dan distriDusi, serta pembiayaan pedagang.

Kegiatan dihadiri oleh Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Kepala Perwakilan Bank lndonesia Provinsi Banten Imaduddin Sahabat, Sekretaris Daerah Lebak H. Budi Santoso, Asisten Daerah 2 Lebak Ajis Suhendi, Pejabat OJK Kantor Regional Belly Harry Tjong, serta OPD Kabupaten Lebak terkait. Selain itu, peresmian Pasar Jawara juga dihadiri Pejabat Kementerian Perdagangan Bonny Yul Abels Hasudungan, Pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Dede Kurnia, serta Pimpinan Perbankan di Kabupaten Lebak.

Dalam kesempatan tersebut, Bapak Imaduddin Sahabat juga menyampaikan Pasar Jawara Rangkasbitung dilakukan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lebak. Untuk mencapai cita-cita tersebut, maka BI Banten memfasilitasi implementasi QRIS yang mengusung semangat UNGGUL (UNiversal, GampanG, Untung dan Langsung) dan bertujuan untuk mendorong efisiensi transaksi.

QRIS UNGGUL mengandung makna, yaitu Pertama, UNiversal, penggunaan QRIS bersifat inklusif untuk seluruh lapisan masyarakat dan dapat digunakan untuk transaksi pembayaran di domestik dan luar negeri. Kedua, GampanG, masyarakat dapat bertransaksi dengan mudah dan aman dalam satu genggaman ponsel. Ketiga, Untung, transaksi dengan QRIS menguntungkan pembeli dan penjual karena transaksi berlangsung efisien melalui satu kode QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel. Keempat, Langsung, transaksi dengan QRIS langsung terjadi, karena prosesnya cepat dan seketika sehingga mendukung kelancaran sistem pembayaran. Hingga peresmian dilakukan, jumlah pedagang pasar yang menggunakan QRIS telah mencapai lebih dari 400 pedagang.

Bupati membuka acara dengan menyampaikan Pasar Jawara bertujuan untuk memperkuat masyarakat Rangkasbitung. Di tengah pandemi yang menyebabkan penurunan omzet pedagang, QRIS sebagai langkah digitalisasi menjadi solusi untuk mencegah kerumunan massa dan mendukung protokol kesehatan. Ia juga menyebutkan bahwa berdasarkan survei InMobi, e- commerce pada sektor perdagangan mencatatkan pertumbuhan tertinggi dalam transaksi selama pandemi. Namun hal tersebut tidak terjadi di pasar tradisional yang justru merugi.

Karena itu, Iti Octavia mendukung sepenuhnya implementasi QRIS untuk mempermudah transaksi serta meningkatkan pendapatan pedagang. Beliau berharap kesuksesan penggunaan QRIS di Pasar Rangkasbitung dapat menjadi pilot project yang menjadi percontohan. Ke depan, implementasi QRIS diharapkan dapat diperluas hingga ke pasar-pasar tradisional lainnya di Kabupaten Lebak.

Peresmian Pasar Jawara Rangkasbitung diawali dengan edukasi dan literasi dari berbagai narasumber yang membahas berbagai hal sebagai berikut:
1 . Cinta, Bangga, Paham Rupiah yang menekankan pentingnya menjaga, menggunakan, dan memahami fungsi Rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI.

  1. Keuangan inklusif dalam rangka meningkatkan literasi keuangan masyarakat, termasuk untuk mendorong pedagang pasar agar dapat memperoleh akses pembiayaan.
  2. Implementasi QRIS yang memberikan banyak keuntungan bagi pedagang, termasuk untuk membangun profil kredit, bebas risiko uang palsu, serta murah dan bebas biaya bagi usaha mikro (0% sampai dengan Juni 2022).
  3. Digitalisasi pasar untuk mengembangkan usaha dengan memasarkan produk secara daring, sehingga dapat meningkatkan omzet.

Selanjutnya, dalam mendorong akseptasi QRIS di Pasar Rangkasbitung, literasi digital menjadi syarat utama. Untuk mewujudkan literasi digital tersebut, diperlukan sinergi seluruh pihak terkait. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Lebak dan Kantor Perwakilan Bank lndonesia Provinsi Banten berkomitmen untuk meningkatkan literasi digital pedagang pasar.

Hal tersebut diwujudkan melalui pendampingan berkala kepada pedagang pasar termasuk untuk mengatasi kendala teknis yanp mungkin muncul. Peran perbankan jupa diperlukan dalam meningkatkan literasi digital dimaksud. Melalui berbapai upaya pendampingan, diharapkan pedagang akan lebih mudah untuk menpelola keuangan usaha dan pada akhirnya memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan demi meninpkatkan usahanya.

Upaya lain dalam sinergi dipitalisasi adalah pembentukan Pojok Digital sebapai sarana pemberian informasi dan edukasi terkait harga komoditas dan kebijakan lainnya termasuk dalam rangka mendukung pengendalian inflasi. Denpan demikian, gejolak harga dapat ditekan untuk mewujudkan inflasi yang rendah dan stabil. Pojok Digital bertujuan untuk mengimplementasikan strategi 4K Pasar yang meliputi Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif. (Rid/Ril)