Lisdiana petani hidroponik di Kota Tangerang/aditya

Tangerang(BantenKita)- Berawal dari memanfaatkan lahan kosong di masa pandemi Covid-19, Lisdiana berhasil membangun UMKM kebun Hidroponik Teratai Farm yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto Kecamatan Cibodas. Setiap hari Teratai Hydrofarm panen sebanyak 50 kilogram sayur dengan omset mencapai 50 juta lebih setiap bulannya. 

“Sebenarnya tanah milik yayasan hanya kita kelola,  waktu itu masuk covid, toko aksesoris HP usaha saya sedang sepi, karyawan ga ada kerjaan, daripada mereka menganggur dan saya PHK, saya kasian, saya lihat disana rumput sudah tinggi 1 meter seperti semak-semak kalau pakai beko tambah biaya  jadi saya ajak karyawan membersihkan lahan tersebut,”ujar Lisdiana 

Setelah dibersihkan, Lisdiana bersama 4 orang karyawannya memulai memanfaatkan lahan dengan bercocok tanam secara konvensional. Namun sistem tersebut menemui kendala berupa hama dan penggunaan pestisida sementara kondisi pandemi Covid-19 banyak minat pola hidup bersih dan sehat dengan mengkonsumsi sayur segar bebas pestisida.

“Saya coba belajar hidroponik bersama karyawan secara otodidak dari berbagai sumber, setiap hari terus belajar mengamati dan meneliti bertanam hidroponik yang baik dan benar hingga saat ini berdiri 2 kebun green house ,” ujar Lisdiana.

Menurutnya Hidroponik  menjawab kebutuhan dan minat masyarakat untuk menjaga kesehatan di masa Pandemi Covid-19 dengan mengkonsumsi sayuran yang berkualitas, segar dan harga terjangkau.

“Niatnya bagaimana kita menanam lebih sehat harganya terjangkau dapat dinikmati oleh semua kalangan dan tentunya fresh terbukti banyak pelanggan bilang makan sayuran hijau lebih sehat dan rasanya beda lebih manis dari sayur biasa,” ujar dia. 

Lisdiana mengatakan, usaha yang dijalaninya setiap hari panen sebanyak 50 kilogram berbagai jenis sayur dengan omset mencapai 50 juta lebih. “Saya bisa membayar gaji mereka dan tentunya mereka tetap bekerja di masa pandemi sampai saat ini,”pungkasnya.

Lisdiana mengawali berkebun hidroponik dengan menanam sayur mayur asal Kalimantan yang sulit ditemukan contohnya terong putih, sayur kailan,dan cabe manis.bayam kuning.

“Saya kan orang Kalimantan,  biasanya saya kalau beli sayur Kalimantan harus ke Jembatan Lima yang itu juga tidak fresh karena sayur didatangkan langsung dari Kalimantan,” ujar Lisdiana.

Salah satu dari belasan jenis sayuran yang ditanam Lisdiana adalah Bayam Kuning kalimantan yang rasanya lebih lembut dan lebih enak dibandingkan bayam biasa.  Bayam kuning menjadi salah satu sayuran yang paling laris dan banyak dicari oleh pelanggannya setiap hari. 

“Ada juga sawi kailan dan sawi keriting yang jarang ditemukan di pasar. yang sayur umum juga ada seperti  pakcoy, caisin, caisin manis, sawi pahit, kangkung, itu hasil panen yang bisa ditanam disini saya juga sudah pernah tanam jenis yang lain seperti brokoli bagus tetapi ga jadi,”katanya.

Lisdiana memasarkan hasil panennya ke Pasar tradisional serta pemesanan melalui Whatsapp. Pelanggannya tak hanya dari Tangerang saja namun juga menjangkau ke Jakarta.

“Pesanan melalui WA kalau masih dekat kita antarkan tetapi kalau sudah jauh akan dikenakan ongkir,” pungkasnya,(Aditya)

By Aditya