
Tangerang(Bantenkita) Cipto Raharjo, pria obesitas dengan bobot 200 kilogram asal Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang dikabarkan meninggal dunia pada Rabu, (19/7/2023) hari ini.
Lelaki obesitas kedua setelah almarhum Fahri pun wafat setelah delapan hari dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Hal tersebut dibenarkan Ristanto yang merupakan kakak dari Cipto saat dihubungi Bantenkita.com sore tadi.
Ia mengatakan jenazah adiknya itu langsung dimakamkan di Tegal, Jawa Tengah.
“Cipto tadi pagi jam 3 (Rabu/19/7) meninggal dunia mas..!! Saya dan keluarga akan memakamkannya di tegal,” ucapnya.
Cipto merupakan pasien obesitas kedua yang meninggal setelah dirawat di RSCM tahun ini. Sebelumnya, Pria berbobot 300 kilogram asal Karang Tengah, Kota Tangerang, Muhammad Fajri (26) meninggal dunia saat dirawat di RSCM.
Sebelumnya, Cipto yang mengalami pembengkakan pada kakinya. Kemudian pihak RSUD Kota Tangerang merujuknya Ke RSCM Jakarta pada Selasa, (11/7/2023) lalu untuk mendapatkan perawatan medis secara intensif.
“Semenjak dipindahkan ke RSCM kondisinya terus menurun mas..! Setelah banyak pengecekan, adik saya mengalami komplikasi penyakit. Mulai dari kakinya dan gangguan pada paru-paru, jantung, serta ginjal juga. Itu diketahui setelah diperiksa di RSCM,” ungkapnya.
“Ketika mendapatkan informasi dari pihak RSCM mengenai kondisi Cipto. Kami sekeluarga menemui dokter yang menangani Cipto pada jam 9 malam. Tapi kami belum boleh menemui almarhum mas..!! Karena kata dokter pada saat itu lagi darurat, dan lagi ditangani para dokter,” jelasnya.
Pada pukul 24.00 WIB, lanjut Ristanto. Kami dipanggil pihak RSCM untuk meminta persetujuan, sebab dokter hendak mengambil tindakan serius. Lantaran kondisi Cipto semakin parah.
“Dahaknya keluar darah akhirnya dokter ambil tindakan bahwa mau di masukin selang yang ada kameranya jadi mau mengetahui bahwa penyakitnya apa, karena airnya banyak banget, di dalem paru-paru itu, setalah itu kan doker ambil tindakan itu,” kata Ristanto.
“Saat itu ia pun mengatakan 95 persen Cipto dapat selamat. 5 persen lagi disebutkan bakal gagal yang mengakibatkan berhentinya fungsi jantung. Gak ada pilihan lain, kami setuju. Lalu tindakan pun dilakukan oleh dokter untuk menguras airnya dari dalam tubuh Cipto,” jelasnya.
“Ketika saya masuk ke kamar rawat, adik saya sudah koma dan pada jam 3 pagi adik saya meninggal dunia. Mohon doanya juga mas,,semoga almarhum diterima amal baiknya oleh Allah SWT,” kata Ristanto. (Sam)