
Tangerang(BantenKita)- Polusi udara diwilayah Jabodetabek yang saat ini tengah mencapai peringkat merah. Menjadi perbincangan khalayak ramai saat ini.
Tentu itu semua menjadi fokus utama pemerintah dalam menanganinya. Agar dapat mengembalikan udara yang stabil kembali dalam batasan normal di tengah suhu panas ekstrim yang terjadi saat ini.
Menyikapi hal tersebut, pemerintah Provinsi Banten berencana akan membuat hujan buatan dan sekaligus penerapan Work From Home.
Hal itu diungkapkan langsung oleh PJ.Gubernur Banten, Almuktabar usai menghadiri upacara Hari Kementerian Hukum dan Ham dalam momen Hari Darma Karya Dika (HDKD) Ke 78 Tahun 2023 pada Senin (21/08/2023) Di Lapas Klas 2 A Tangerang.
“Terkait polusi udara, saat ini kami giatkan dan upayakan beberapa langkah teknis implementasi dari apa yang menjadi arahan Menteri Aparatur Sipil Negara (Menpan RB) untuk kita bisa mengambil langkah-langkah Konkret untuk mengatasinya,” ucap Almuktabar saat diwawancarai Bantenkita.com di lokasi.
Almuktabar menuturkan bahwa pada kemarin pagi dirinya telah melakukan monitoring wilayah di sejumlah titik. “Saya sudah keliling di Kota Tangerang Selatan untuk mengecek beberapa diantaranya sesuai laporan setempat situasi masih cukup terkendali. Lalu saya pantau wilayah di Pasar Kemis yang cukup tinggi kondisinya. Dari situ kita mengambil langkah-langkah, seperti mendata industri yang berbasis bahan-bahan fosil,” ucapnya.
” Lalu kita juga sudah mengajukan untuk modifikasi cuaca dalam rangka melakukan hujan buatan. Kita tahu hujan buatan ini nantinya akan memungkinkan menetralisir polusi yang ada. Saat ini sudah kita ajukan berkas pengajuan hujan buatan ke pemerintah pusat. Teknisnya itu, karena hujan buatan itu faktor alam maka BMKG yang melakukan survei-survei dipermukaan dan uap air. Bila itu memungkinkan akan dilakukan langkah-langkah sesuai prosedur yang ada,” katanya.
” Surat kita melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional. Dan kita menunggu, apa bisa kita lakukan terhadap itu. Dan apabila memungkinkan ada yang hal-hal diperlukan aspek pembiayaan. Kita punya pembiayaan BTT namanya, untuk kita bisa kontribusikan kepada hal-hal yang bersifat darurat,” jelas Muktabar. (Sam)