Tangsel(Bantenkita)- Konsep yang disebut Web3, atau masa depan internet, memiliki kemampuan untuk mengubah cara kita menggunakan internet. Berbeda dengan Web 2.0 yang didominasi oleh perusahaan besar, Web3 adalah fase baru dari web yang berfokus pada jaringan terdistribusi (desentralisasi), kepemilikan dan monetisasi aset digital, dan transaksi dan interaksi yang terjadi tanpa perantara dengan menggunakan protokol blockchain dan peningkatan privasi.

Menanggapi perkembangan Web3 ini, Program studi Informatika Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) sadar bahwa mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi protokol blockchain. Oleh karena itu, dalam perancangan kurikulum barunya, program studi Informatika menambahkan mata kuliah blockchain sebagai salah satu mata kuliah yang ditawarkan kepada mahasiswanya sebagai bentuk perluasan dari peminatan di bidang cyber security. 

Merealisasikan keinginan untuk mengembangkan pengetahuan terkait web3 dan blockchain, program studi Informatika pada bulan Februari 2025 menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk Indonesia Hacker House (IHH) yang diinisiasi oleh komunitas BASIC (Blockchain & Artificial System Intelligence Club) dan didukung penuh oleh program studi Informatika UPJ dan bekerjasama dengan Blockdevid bertujuan untuk memberdayakan pengembang lokal dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menciptakan solusi inovatif berbasis blockchain yang dikemas dalam bentuk kegiatan bootcamp dan hackhathon.

Hackathon tidak hanya memberikan peluang untuk belajar dan berinovasi, tetapi juga mempertemukan komunitas pengembang dan pemimpin industri. 

Melanjutkan semangat untuk terus belajar dan menambah wawasan mengenai web3 dan blockchain ini, Himpunan Mahasiswa Program Studi Informatika (HIMAFORKA) dan komunitas BASIC yang di oleh Ananta, Revo, Satrio bersama John, mahasiswa program studi Informatika UPJ kembali berkolaborasi dan bekerja sama dengan Blockdev.id dan HackQuest.io menyelenggarakan HackQuest 2025. 

“Terbentuknya BASIC diawali dengan adanya kebutuhan keahlian web3 untuk pengembangan project DApps Bersama Hoomi Social. Namun, kami melihat adanya kebutuhan developer baru dan implementasi Web3 yang belum terlalu banyak sehingga kami memiliki keyakinan bahwa hal ini dapat menjadi potensi keahlian baru bagi mahasiswa khususnya informatika.” ujar Ananta yang berperan sebagai ketua komunitas BASIC UPJ.

Seperti yang disampaikan oleh Mas Yan selaku Community Manager Indonesia for HQ Indo Visi HackQuest untuk mewujudkan misi adalah melalui identifikasi target market pendidikan yang tepat untuk edukasi Web3. “Diantara target tersebut adalah developer Web2, developer Web3 pemula, developer Web3 yang sudah advanced atau mempunya start-up serta developer level founder yang sudah mendapatkan pendanaan untuk menumbuhkan start-up mereka,” ujarnya.

Tujuan diselenggarakannya HackQuest 2025 HIMAFORKA UPJ adalah memberikan edukasi terkait konsep hackathon serta mendorong dan memberikan Inspirasi kepada peserta untuk berpartisipasi dalam hackathon dengan menunjukkan peluang, tantangan, dan dampak positif yang bisa mereka ciptakan melalui inovasi teknologi dan hal ini menunjukkan adanya keselarasan dengan visi HackQuest itu sendiri. 

Semakin sering berkompetisi dengan developer global, terlepas menang hackathon atau tidak akan meningkatkan skill para peserta hackathon. Aktivitas mengikuti hackathon itu sendiri akan menjadi catatan akademis yang bagus serta memberikan sebuah keunggulan ketika individu hackathon terjun mencari dunia kerja.

Selain dengan HackQuest Indonesia, kegiatan HackQuest 2025 HIMAFORKA UPJ menggandeng Blockdevid sebagai komunitas terbesar blockchain di Indonesia. “Peran BlockDevId di HackQuest adalah sebagai partner edukasi untuk menyebarkan informasi Hackathon yang diadalan oleh protokol-protokol yang digunakan HackQuest serta mengajak Indonesia belajar bersama dan turut serta dalam Hackathon tersebut”, ujar Educator Blockdevid, Greenman Ron. 

Menurut Greenman Ron, pentingnya hackathon sebagai ajang untuk mengasah skill teknis maupun non teknis masyarakat dalam membuat start-up/proyek baru di industry Blockchain.

“Yang menarik dari kegiatan hackhaton adalah para peserta selain dapat membawa hadiah dalam kegiatan hackhaton ini, peserta pun memiliki potensi investasi dari protokol untuk pengembangan start-up/proyeknya”, tambahnya.

“Peran BlockDevId sebagai partner edukasi HackQuest bersinergi untuk menyebarkan informasi tentang hackathon serta mengajak lebih banyak orang Indonesia untuk belajar dan ikut serta dalam hackathon, sehingga semakin banyak talenta lokal yang bisa berkontribusi dalam ekosistem blockchain”, lanjut Greenman Ron. 

Pelaksanaan kegiatan HackQuest 2025 HIMAFORKA di lingkunagn kampus menyasar generasi muda, khususnya mahasiswa, dengan harapan kedepannya program studi yang menaunginya dapat menerapkan teknologi blockchain ke dalam kurikulum program studi. Masuknya blockchain ke dalam kurikulum program studi membuka peluang bagi mahasiswa memahami lebih baik perkembagan web3 dan blockchain sehingga mahasiswa dapat mengikuti kegiatan-kegiatan, seperti workshop, bootcamp bahkan hackathon. Mahasiswa diberikan edukasi lebih untuk dapat memehami industri ini dan mendorong mahasiswa untuk berinovasi dalam pengembangan web3 dan mampu bersaing di tingkat global. Sejalan dengan misi Edukasi web3 dari HackQuest Indonesia kegiatan seperti HackQuest 2025 ini diharapkan bisa menjadi sarana bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi, memperoleh pengalaman, dan membangun relasi yang  mendukung karier mereka di dunia teknologi.(dt/rs)

By Aditya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *