
Tangerang, (Bantenkita) – Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Namun, dengan pemahaman yang baik tentang faktor risiko, deteksi dini, dan langkah pencegahan, peluang kesembuhan bisa sangat tinggi.
Dokter spesialis bedah onkologi, RS Sari Asih Ciputat, dr. David Samuel Kereh, SpB. Subsp. Onk(K), dalam keterangannya menyebutkan jika kanker payudara adalah kondisi di mana sel-sel di payudara tumbuh tidak terkendali, membentuk benjolan atau massa. Dan sel-sel tersebut bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh darah atau getah bening.
Baca Juga: Pentingnya Imunisasi TT bagi Ibu Hamil untuk Lindungi Ibu dan Buah Hati dari Tetanus
“Tapi penting untuk diingat bahwa tidak semua benjolan di payudara itu kanker,” jelas dr. David. “Namun, setiap benjolan atau perubahan yang tidak biasa harus segera diperiksakan ke dokter untuk memastikan diagnosis yang tepat,” ujarnya
Penyebab Umum dan Faktor Risiko Kanker Payudara
Meskipun penyebab pasti kanker payudara seringkali tidak diketahui, menurut dr. David Samuel Kereh, SpB. Subsp. Onk(K), ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengembangkannya:
- Jenis Kelamin dan Usia: Wanita jauh lebih berisiko terkena kanker payudara dibandingkan pria, dan risiko ini meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause.
- Riwayat Keluarga dan Genetik: Memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga dekat (ibu, saudara perempuan, anak) meningkatkan risiko. Mutasi gen tertentu seperti BRCA1 dan BRCA2 juga sangat meningkatkan risiko.
- Hormonal: Paparan estrogen dalam jangka panjang (menstruasi dini, menopause lambat, terapi hormon pasca-menopause) dapat meningkatkan risiko.
- Gaya Hidup:
o Obesitas/Kelebihan Berat Badan: Terutama setelah menopause.
o Konsumsi Alkohol: Meningkatkan risiko secara signifikan.
o Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup tidak aktif.
o Pola Makan Tidak Sehat: Diet tinggi lemak jenuh dan rendah serat. - Riwayat Kesehatan Pribadi: Pernah memiliki riwayat kanker payudara di satu payudara atau kondisi payudara non-kanker tertentu (seperti hiperplasia atipikal).
- Paparan Radiasi: Terapi radiasi pada area dada di usia muda.
“Faktor-faktor risiko ini tidak berarti Anda pasti akan terkena kanker payudara, namun memahami ini membantu kita lebih waspada,” kata dr. David.
Gejala Kanker Payudara yang Perlu Diwaspadai
Deteksi dini adalah kunci keberhasilan pengobatan kanker payudara. Kenali gejala-gejala berikut:
• Benjolan atau Massa di Payudara atau Ketiak: Ini adalah gejala yang paling umum. Benjolan mungkin terasa keras dan tidak nyeri, tapi bisa juga nyeri.
• Perubahan Ukuran atau Bentuk Payudara: Salah satu payudara tiba-tiba membesar atau bentuknya berubah.
• Perubahan Kulit Payudara: Kulit payudara berlesung seperti kulit jeruk (peau d’orange), kemerahan, bersisik, atau terjadi penebalan kulit.
• Perubahan Puting Susu: Puting tertarik ke dalam (retraksi), nyeri, gatal, atau mengeluarkan cairan abnormal (bukan ASI), terutama jika berdarah.
• Nyeri Payudara Persisten: Nyeri yang tidak kunjung hilang, meskipun ini jarang menjadi satu-satunya gejala kanker.
Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Payudara
Meskipun tidak semua kanker payudara bisa dicegah, ada langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko dan mendeteksinya sedini mungkin:
- Pola Hidup Sehat:
o Jaga Berat Badan Ideal: Hindari obesitas.
o Aktif Bergerak: Lakukan olahraga teratur minimal 30 menit setiap hari.
o Diet Seimbang: Perbanyak konsumsi buah, sayur, biji-bijian utuh, dan kurangi lemak jenuh serta makanan olahan.
o Batasi Alkohol: Jika mengonsumsi, lakukan dalam jumlah sangat terbatas.
o Berhenti Merokok: Jauhi rokok dan paparan asap rokok. - Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI):
o Lakukan SADARI setiap bulan setelah masa haid selesai. Kenali payudara Anda sendiri agar bisa merasakan perubahan sekecil apapun. - Pemeriksaan Klinis Payudara (SADANIS):
o Periksakan diri ke dokter setiap 1-3 tahun sekali untuk pemeriksaan payudara klinis, terutama bagi wanita di atas 20 tahun. - Mamografi dan USG Payudara:
o “Bagi wanita di atas 40 tahun, skrining rutin dengan mamografi sangat direkomendasikan,” tegas dr. David Samuel Kereh. “Untuk usia di bawah 40 tahun atau dengan payudara padat, USG payudara seringkali menjadi pilihan yang baik.”
o Diskusikan dengan dokter Anda jadwal skrining yang tepat sesuai dengan faktor risiko pribadi Anda. - Konsultasi Genetik:
o Jika Anda memiliki riwayat keluarga yang kuat dengan kanker payudara atau ovarium, pertimbangkan untuk melakukan konseling genetik untuk mengetahui risiko dan pilihan pencegahan yang lebih agresif.
Jangan Tunda, Periksakan Diri Anda!
Kanker payudara bukan akhir dari segalanya. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, tingkat kesembuhan bisa sangat tinggi. Jangan takut atau menunda pemeriksaan jika Anda menemukan adanya perubahan pada payudara Anda.
“Deteksi dini adalah senjata terbaik kita melawan kanker payudara,” pungkas dr. David Samuel Kereh, SpB. Subsp. Onk(K),
Dokter Spesialis Bedah Onkologi di RS Sari Asih Ciputat. “Segera konsultasikan dengan dokter jika memiliki kekhawatiran atau ingin melakukan skrining rutin,” tegasnya.(dtya)