
Tangerang, BantenKita.com – Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Banten, Ali Syeh Bana, mengapresiasi program pembinaan kemandirian warga binaan di Lapas Kelas I Tangerang melalui kegiatan workshop“Jawara Beton”.
Program ini dinilai menjadi bentuk nyata implementasi 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya dalam bidang pemberdayaan ekonomi produktif warga binaan.
Dalam kegiatan tersebut, warga binaan aktif memproduksi berbagai bahan bangunan seperti paving block, batako, dan roster. Bahan baku yang digunakan berasal dari pemanfaatan fly ash dan bottom ash (FABA), hasil kerja sama antara Lapas Tangerang dengan PT Indonesia Power PLTU Lontar.
Produk hasil karya warga binaan ini telah memenuhi standar kekuatan K-100 dan dinilai ramah lingkungan. Berdasarkan laporan produksi, dalam satu siklus kerja selama enam jam, warga binaan mampu menghasilkan 2.280 buah paving block setara 51 meter persegi, 10 buah kanstin, dan 10 buah roster.
Sebanyak 15 warga binaan terlibat langsung dalam seluruh proses produksi, mulai dari pencetakan hingga penataan hasil akhir.
Selain menambah keterampilan, kegiatan ini juga memberikan manfaat ekonomi melalui sistem premi mingguan bagi warga binaan yang berprestasi.
Ali Syeh Bana mengatakan, program ini bukan sekadar pelatihan keterampilan, tetapi juga bagian dari upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan warga binaan.
“Kegiatan pembuatan batako dan paving block di Lapas Kelas I Tangerang ini bukan hanya tentang keterampilan, tetapi juga tentang menumbuhkan semangat wirausaha. Ini bagian dari pemberdayaan ekonomi produktif yang menjadi fokus dalam 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan,” ujar Ali, Sabtu (18/10).
Ia menambahkan, Kanwil Ditjenpas Banten akan terus memperluas kemitraan dengan sektor industri dan pemerintah daerah agar hasil produksi warga binaan dapat diserap pasar, baik untuk kebutuhan proyek pembangunan maupun sektor usaha lokal.
“Kami ingin memastikan warga binaan memiliki bekal nyata untuk mandiri setelah bebas. Lapas juga harus menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kerakyatan yang produktif dan berkelanjutan,” kata Ali.
Melalui semangat kolaborasi dan inovasi, Lapas Kelas I Tangerang terus berupaya menunjukkan bahwa pembinaan warga binaan bukan sekadar proses pemasyarakatan, melainkan juga pemberdayaan. Program “Jawara Beton” menjadi contoh konkret bagaimana potensi warga binaan dapat diubah menjadi karya bernilai ekonomi dan sosial bagi masyarakat.