
Tangerang(Bantenkita)- Prestasi membanggakan kembali ditorehkan pemuda Kota Tangerang. Andhieny Nisrina Putri (17) mewakili Indonesia menjadi delegasi ASEAN Youth Conference (AYC) 2025.
ASEAN Youth Conference (AYC) adalah forum pemuda tahunan yang mempertemukan ratusan pemuda dari seluruh Asia Tenggara dan negara mitra untuk berdiskusi tentang masa depan ASEAN. Konferensi ini diselenggarakan oleh ASEAN Youth Organization (AYO), organisasi pemuda internasional yang diakui secara regional.
Andhieny menceritakan, terpilihnya mewakili pemuda indonesia AYC 2025 setelah melalui proses seleksi ketat mulai dari pengisian motivation statement, seleksi CV yang menilai rekam jejak advokasi, kepemimpinan dan kegiatan sosial dan komitmen terhadap isu ASEAN serta pengalaman kontribusi di komunitas atau organisasi.
“Saya mengirimkan portofolio berisi pengalaman internasional, kegiatan keberlanjutan, seperti kegiatan ASEAN Youth Sustainability yang saya ikuti sebelumnya berada di United Nations Conference Center, Bangkok serta rekam jejak saya sejak aktif menjadi Duta Anak Kota Tangerang dan kemudian Duta Anak Provinsi Banten. Dari ratusan pendaftar, hanya sekitar 10 pemuda dari Indonesia yang akhirnya dinyatakan lolos sebagai delegasi. Saya bersyukur bisa menjadi salah satunya,” ungkap Andhieny.
Mahasiswi Universitas Diponegoro ini, mengatakan, peserta forum berasal dari berbagai sektor, mulai dari pemuda, pemerintahan, NGO, sektor swasta, akademisi, hingga organisasi kepemudaan.
“Mereka mewakili negara yang beragam. Tidak hanya dari negara-negara ASEAN, tetapi juga peserta dari Jepang, India, Bangladesh, China, Swiss, hingga Timor Leste sebagai anggota terbaru ASEAN,” ujarnya.
Peserta forum berasal dari berbagai sektor, mulai dari pemuda, pemerintahan, NGO, sektor swasta, akademisi, hingga organisasi kepemudaan. Mereka mewakili negara yang beragam. Tidak hanya dari negara-negara ASEAN, tetapi juga peserta dari Jepang, India, Bangladesh, China, Swiss, hingga Timor Leste sebagai anggota terbaru ASEAN.
“Saat konferensi berlangsung di Kuala Lumpur, saya berkesempatan menerima Best Delegate Award, sebuah penghargaan yang diberikan kepada peserta dengan kontribusi paling menonjol dalam diskusi dan penyusunan rekomendasi kebijakan. Saya merasa sangat bersyukur karena penghargaan ini diberikan atas kinerja saya yang luar biasa, kerja sama dan kepemimpinan yang baik dalam tim, keterlibatan saya dalam diskusi, serta cara saya mewakili Indonesia sebaik mungkin sepanjang proses konferensi dinilai inspiratif,” paparnya.
Dalam kegiatan AYC, Andhieny membawa visi mendorong pemuda sebagai aktor utama dalam proses kebijakan ASEAN. Misi mencakup memperkuat inklusivitas dalam ASEAN Youth Vision, membawa perspektif Indonesia soal keberagaman budaya dan keberlanjutan, serta memastikan suara anak dan remaja tetap terwakili dalam diskusi dan rekomendasi kebijakan regional.
“Empat fokus isu yang saya bawa juga sejalan dengan pembahasan APSC-B, yaitu:
Ruang aman bagi anak dan remaja untuk menyampaikan pendapat, Akses pendidikan yang setara, perlindungan anak di era digital, dan pelibatan pemuda dalam proses kebijakan, yang menjadi inti dari rekomendasi kelompok saya tentang ASEAN Youth Club yang terdiri dari ASEAN Youth Parliament dan ASEAN Youth Academy,” ungkapnya
Untuk sisi budaya, delegasi Indonesia juga menampilkan tarian Maumere pada sesi cultural performance. “Kami mengajak seluruh peserta dari berbagai negara untuk ikut bernyanyi dan menari bersama, dan respons mereka sangat antusias. Selain itu, saya juga membawa oleh-oleh dompet batik dari Indonesia untuk dibagikan kepada rekan delegasi lain sebagai cara sederhana memperkenalkan kerajinan dan motif budaya Indonesia kepada teman-teman ASEAN,” ujarnya.
Setelah melalui pengalaman di AYC, Andhieny berharap pemuda Indonesia, khususnya di Kota Tangerang dapat terus membuka diri pada kesempatan belajar, berkolaborasi lintas negara, dan berani menyuarakan gagasan yang berpihak pada masa depan yang aman serta berkeadilan.
“Saya juga ingin melihat lebih banyak anak dan remaja yang memiliki ruang untuk didengar, terlibat aktif dalam isu kawasan, dan berkontribusi membawa perspektif Indonesia ke forum internasional, bukan sekadar sebagai peserta, tetapi sebagai generasi yang ikut membentuk arah kebijakan ASEAN di masa mendatang,” pungkasnya.(ditya)