
Serang, (Banten Kita) – Provinsi Banten selama 2019 mengalami inflasi 3,30 persen, atau terjadi kenaikan indeks daari 143,20 pada Desember 2018 menjadi 147,94 pada Desember 2019.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Adhi Wiriana di Serang, Kamis, mengatakan selama tahun 2019 seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 5,67 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 3,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 3,71 persen, sandang 4,61 persen, kesehatan 1,16 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,77 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,01 persen.
Selama tahun 2019 seluruh kelompok pengeluaran memberikan andil inflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,24 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,63 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,85 persen, sandang 0,22 persen, kesehatan 0,06 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,15 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen.
Adhi menyebutkan komoditas yang dominan menyumbang inflasi antara lain, sewa rumah sebesar 0,45 persen; cabe merah 0,30 persen; bawang merah 0,16 persen; tukang bukan mandor 0,14 persen; sepeda motor 0,13 persen; emas perhiasan 0,11 persen; mie, rokok kretek filter 0,10 persen; bawang putih 0,09 persen; ikan bandeng/bolu 0,07 persen; dan nasi dengan lauk sebesar 0,07 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi selama tahun 2019, antara lain: daging ayam ras sebesar 0,19 persen; bensin sebesar 0,10 persen; telepon seluler sebesar 0,08 persen; beras sebesar 0,05 persen; televisi berwarna sebesar 0,02 persen; tarif listrik sebesar 0,02 persen; jengkol sebesar 0,02 persen; VCD/DVD player, besi beton dan kamera masing-masing menyumbang andil deflasi sebesar 0,01 persen.
Inflasi tertinggi pada tahun 2019 terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 0,55 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi pada bulan Juni 2019, antara lain: cabe merah, angkutan antar kota, upah pembantu rumah tangga, bawang merah, jagung manis, jengkol, emas perhiasan, kelapa, nasi dengan lauk dan cabe rawit.
Sedangkan deflasi tertinggi pada tahun 2019 terjadi pada bulan September sebesar 0,12 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi pada bulan tersebut, antara lain: bawang merah, daging ayam ras, cabe merah, telur ayam ras, melon, tomat buah, kentang, ketimun, bawang putih dan jengkol. (Rid)