Dua guru menunjukkan plafon yang nyaris ambruk dan terpaksa ditahan menggunakan bambu di Sekolah Dasar Negeri 1 Pagongan, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senen (13/1/2020). Menurut pihak sekolah, hal tersebut terjadi karena usia bangunan yang sudah lama dan musim hujan yang menyebabkan empat ruang kelas rusak dengan kondisi tembok retak serta miring dan plafon nyaris ambruk sehingga para siswa harus dipindahkan ke ruangan lain. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/aww.

Jakarta, (Banten Kita) – Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) segera melakukan sensus sekolah rusak.

“Sensus ini merupakan kebutuhan, untuk mengetahui mana gedung-gedung sekolah yang tidak memenuhi standar dan mana yang sudah memenuhi standar,” ujar Huda di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan sensus itu perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus sekolah ambruk yang menyebabkan siswa dan guru menjadi korban.

Untuk itu, Huda meminta agar dilakukan sensus untuk mengetahui dimana saja gedung sekolah yang sudah ambruk, yang berpotensi ambruk, maupun yang dalam kondisi bagus.

“Bagi sekolah yang ambruk dan berpotensi ambruk diharapkan segera dilakukan revitalisasi,” tambah politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Huda meminta agar sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak belajar, maupun bagi guru dalam mengajar.

Selain itu, dia juga meminta agar pembangunan sekolah dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur.

“Jangan sekedar membangun saja, harus sesuai dengan standar yang ada,” imbuh dia.

Melalui sensus sekolah rusak tersebut, Huda juga meminta agar bisa dilakukan tindakan pencegahan jika ditemukan kondisi bangunan sekolah yang tidak layak.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan sensus terhadap sekolah rusak akan dilakukan pada 2020. Sensus itu dilakukan bersama dengan Dinas Pendidikan di daerah. (Ant)