Kepala Dinkes Kota Tangerang dr Dini Anggraeni /foto SamFiqih

Tangerang(Bantenkita) – Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Dini anggraeni mengungkapkan pihaknya telah berhasil menyembuhkan empat orang pasien penderita penyakit Tuberkulosis (TBC) di kota Tangerang.

Niat keinginan sembuh yang kuat menjadi kunci utama bagi penderita penyakit TBC dikalangan masyarakat susah. Serta komitmen pemerintah daerah dan berbagai macam banyak pihak, menjadi leading sektor yang penting untuk penanganan dan penanggulangan penyakit menular tersebut.

“Penyakit TBC itu bisa sembuh, jika asalkan si penderitanya ini betul betul sabar untuk berobat rutin gratis selama 6 bulan. Pemerintah sudah punya banyak program untuk pelayanan kesehatan dan sebagainya. Terlebih untuk penderita, terduga TBC baik itu sudah ada obatnya di semua lembaga kesehatan yang ada di Kota/Kabupaten Tangerang. Baik di klinik, puskesmas, serta rumah sakit yang masih dalam naungan pemerintah daerah. Kalau di rumah sakit swasta, sudah pasti berobatnya itu berbayar,” ungkap Dini saat diwawancarai awak media pada Jumat (31/03/2023) di D’prima Hotel kota Tangerang.

Dini menyebut, saat ini TBC menjadi Masalah kesehatan prioritas di Indonesia. World Health Organization dalam global TB report Tahun 2022 bahwa insiden kasus TBC Indonesia meningkat dari 842 ribu orang, menjadi 965 ribu orang per tahunnya. Sehingga, Indonesia naik peringkat sebagai negara tertinggi kedua setelah India. Setelah menduduki peringkat ke tiga, kini kasus TBC di Indonesia kembali naik lagi.

” Pada tahun 2022 Di Kota Tangerang kita telah melampaui capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam hal penanggulangan TBC, kita sudah melakukan pelayanan kepada 46.269 orang terduga TBC. Dimana, pelayanan standar kita lakukan ditingkat Klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit. Itu kita jalankan sesuai program TOSS TBC (Temukan Obati Sampai Sembuh). Dari penemuan kasus tersebut, kita obati dan pantau pengobatannya sampai sembuh tanpa dipungut biaya apapun,” ungkap Dini.

” Data kesembuhan pasien pun meningkat, dari tahun sebelumnya 84% menjadi 95% melebihi target program yaitu 85%. Artinya, penanggulangan TBC sudah On The Track untuk mencapai Eliminasi TBC. Keberhasilan ini tidak lepas dari upaya kolaborasi semua pihak, baik Lintas Sektor, Lintas Program, Swasta dan Masyarakat. Selras dengan tema hari ulang Tahun Kota Tangerang ” Berkolaborasi dengan Kota,” ucap Kadinkes.

Pemerintah kota Tangerang telah berupaya untuk menurunkan beban kasus TBC yang mengacu pada strategi penanggulangan TBC nasional. Dengan melakukan penguatan kepemimpinan program berbasis Keb/Kota yang digaungi oleh perda Kota Tangerang nomor 77 tahun 2022. Peningkatan akses bermutu pada pasien, dengan penyediaan 16 laboratorium rujukan Tes Cepat Molekuler (TCM), 34 rumah sakit, 37 Puskesmas yang telah menerapkan strategi dots dan 73 klinik Swasta terstandar layanan TBC.

” Intinya semua layanan masyarakat untuk penderita TBC itu sangat diutamakan. Tinggal hanya peningkatan Edukasi kepada masyarakatnya saja yang kita kuatkan bersama sama. Agar stikma penyakit TBC yang terkenal, bahaya, malu dan sebagainya itu dapat berubah. Sehingga, masyarakat pun harus lebih respon penuh mengenai penyakit menular yang disebabkan oleh oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini,” tuturnya.

” Jangan dianggap sepele, ayo segera kita cek tubuh kita sesegera mungkin. Supaya tidak menular pada orang terdekat kita. Karena, TBC ini menyerang anak anak dan siapa saja. Dan bisa menyerang oran tubuh ginjal, pita suara, otak dan paru paru. Jika kuman ini terlalu lama hidup dalam tubuh kita. Makan, kuman ini pun semakin kebal obat dan harus butuh penanganan serius untuk mengobatinya,” ungkap Dini. (Samalfiqih)