Bantenkita- Bank Sampah Arafah RW 10 Perumahan Vila Ilhami Kelurahan Panunggangan Barat Kecamatan Cibodas salah satu dari 90 Bank Sampah yang aktif di Kota Tangerang.
Ketua Bank Sampah, Reni Mona mengatakan, Bank Sampah Arafah telah berdiri sejak tahun 2015 diawali dengan 12 nasabah. Pendirian Bank Sampah dalam rangka mendukung program Pemerintah Kota Tangerang untuk memilah sampah dari rumah sehingga mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Bank sampah mendapat sambutan antusias warga, setiap tahunnya nasabah meningkat hingga saat ini berjumlah 187 nasabah dengan rata-rata perbulan dikumpulkan 500 kilogram sampah anorganik seperti botol kemasan, botol kaca, kardus, plastik, buku dan lainnya,” ujar Mona.
Dikatakannya, bertambahnya jumlah nasabah didasari semangat pengurus Bank Sampah yang keseluruhannya ibu rumah tangga mengajak serta membangun kesadaran warga akan pentingnya memilah sampah dari rumah.
“Dalam beberapa kegiatan RT dan RW kami sosialisasikan ke warga tentang isu-isu lingkungan, informasi tentang kondisi TPA dan lainnya, persoalan sampah memerlukan peran serta masyarakat, salah satunya dengan memilah sampah dari rumah,” ujarnya.
Berjalan waktu, kesadaran dan peran serta masyarakat dalam memilah sampah semakin meningkat. “Dampaknya timbunan sampah di tempat-tempat sampah di rumah warga berkurang,” ujarnya.
Selain itu, jumlah nasabah meningkat tetapi tonase sampah yang ditabung berkurang dikarenakan kesadaran masyarakat tentang isu lingkungan misalkan mengurangi penggunaan botol plastik dengan membawa tumbler.
“Memilah sampah sudah menjadi kebiasaan warga disini bahkan juga ada nasabah cilik yang ikut menabung sampah. Bank sampah menjadi sarana edukasi anak-anak untuk peduli akan lingkungan,” ujarnya.
Tak hanya melakukan pemilahan sampah anorganik dari rumah, Bank Sampah Arafah juga menerima tabungan sampah minyak jelantah dari nasabah.
Ketua Bank Sampah Arafah Reni Mona mengatakan, minyak jelantah memiliki dampak pencemaran bagi lingkungan. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan kembali untuk pembuatan sabun hingga biodiesel.
“Sejak bulan Juni 2022 kami mulai mengumpulkan minyak jelantah, rata-rata setiap bulan dikumpulkan sebanyak 50 kilogram minyak jelantah,” ungkapnya.
Lanjutnya, nasabah Bank sampah Arafah hingga saat ini terus bersemangat memilah sampah dari rumah. Warga tidak semata-mata mengejar manfaat dari tabungan yang dikumpulkan, tak sedikit nasabah yang menjadikan tabungannya untuk sedekah.
“Sedekah dari sampah dimanfaatkan untuk lingkungan seperti fogging, memberikan sedekah bagi pemulung, kegiatan sterilisasi kucing dan lainnya,” ujar dia.
Selain itu Bank Sampah dan RW setiap tahunnya memberikan apresiasi kepada warga dan RT yang warganya paling banyak menjadi nasabah Bank Sampah.
“Pemberian apresiasi sebagai bentuk terima kasih dan penghargaan dari pengurus dan RW kepada warga yang memiliki semangat dan kepedulian akan lingkungan, “ujarnya.
Bendahara Bank Sampah Arafah RW 10 Kelurahan Panunggangan Barat Dewi Inikawati menambahkan, setiap melakukan penimbangan jumlah sampah dilaporkan kedalam aplikasi Bank Sampah.
“Aplikasi memudahkan pencatatan jumlah dan jenis sampah yang dikumpulkan dan disetorkan ke Bank Sampah Induk Kota Tangerang. Selain itu Bank Sampah Arafah juga melakukan pencatatan secara manual di buku,” ujarnya.
Ia mengatakan, penggunaan cukup mudah, setiap pengelola mengakses aplikasi dengan nama dan sandi yang dimiliki. Setelah menginput jumlah dan jenis sampah lalu ditambahkan juga dengan foto saat penyerahan ke Bank Sampah Induk.
“Pengelola Bank Sampah dapat mengetahui jumlah sampah yang disetorkan, Bank Sampah Arafah sampai saat ini telah menabung 2.941 kilogram dari 45 jenis sampah,” ujarnya.(adtya)