
Tangerang(Bantenkita)- Masjid Sari Asih Karawaci menjadi saksi berlangsungnya peringatan Nuzulul Quran yang diadakan pada Senin, 17 Maret 2025. Acara yang berlangsung mulai pukul 05.00 hingga 07.00 WIB ini menghadirkan penceramah kondang, Ustadz Abdul Somad, LC., D.E.S.A., PH.D. Ribuan jamaah yang hadir pun tampak antusias mengikuti tausiah yang disampaikan dengan penuh makna dan inspirasi.
Acara ini dihadiri oleh Komisaris RS Sari Asih Group, Arief R. Wismansyah beserta keluarga, para Direktur RS Sari Asih, serta Walikota Tangerang, Drs. H. Sachrudin. Kehadiran mereka semakin menambah kekhidmatan peringatan turunnya Al-Quran ini. Tak hanya sebagai momentum religius, peringatan Nuzulul Quran kali ini juga menjadi bagian dari rangkaian perayaan Milad ke-44 RS Sari Asih yang akan jatuh pada 1 April 2025 mendatang. Dalam sambutannya, Arief Wismansyah meminta doa kepada seluruh jamaah agar RS Sari Asih terus memberikan kemaslahatan dan manfaat bagi masyarakat luas.
Dalam tausiahnya, Ustadz Abdul Somad mengulas sejarah turunnya Al-Quran pada bulan Ramadan. Ia menjelaskan bahwa ayat pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW adalah Surat Al-Alaq ayat 1 hingga 5, yang diturunkan di Gua Hira, Gunung Jabal Nur, Mekkah. Proses turunnya Al-Quran ini berlangsung selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari melalui perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Menariknya, Ustadz Abdul Somad menegaskan bahwa setiap ayat Al-Quran turun untuk menjawab pertanyaan dari umat, tetapi juga turun murni sebagai petunjuk dari Allah SWT.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Al-Quran. Pada masa itu, kepercayaan masyarakat masih terbagi pada keyakinan akan banyak Tuhan. Al-Quran kemudian datang untuk membantah keyakinan tersebut dengan menegaskan bahwa Tuhan itu Satu, Tunggal, dan Esa. Selain itu, Ustadz Abdul Somad juga menyoroti bagaimana kehidupan masyarakat Arab sebelum Al-Quran hadir yang penuh dengan kebebasan tanpa aturan, termasuk dalam aspek pernikahan dan kedudukan perempuan.
Al-Quran hadir, lanjut beliau, untuk memuliakan kehidupan, memberikan aturan yang adil dalam pernikahan, serta mengangkat derajat perempuan yang sebelumnya diperlakukan tidak adil. Lebih jauh lagi, Al-Quran meruntuhkan sistem hirarki yang berlaku di masyarakat, menegaskan bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh status sosial, tetapi oleh ketakwaannya kepada Allah SWT.
Acara Nuzulul Quran ini diakhiri dengan doa bersama dan harapan agar nilai-nilai Al-Quran semakin tertanam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya peringatan seperti ini, diharapkan umat Islam semakin memahami dan mengamalkan ajaran Al-Quran dalam setiap aspek kehidupan. Masjid Sari Asih Karawaci pun semakin memperkuat perannya sebagai pusat kegiatan keagamaan yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.(dtya)